Wednesday 30 September 2009

Orderan snack kantor hari pertama



Sejak gabung dengan milis NCC, aku jadi addicted sama kamera. Maksudnya, kalau bikin kue atau masakan, rasanya belum puas kalau belum di photo. Sampe kamera sudah mau menarik nafas terakhirpun masih aku siksa untuk mengambil photo photo...soalnya kamera pesananku belum datang juga :)

Dalam postingan ini, aku minta maaf kalau telah membuat mata pembaca jadi agak agak sepet melihat hasil photo yang hancur :)

Semalam aku bikin snack pesanan untuk meeting temen di kantor. Pesannya sehari 4 macam. 2 manis, 2 asin, dipakai untuk meeting pagi dan siang selama 3 hari, mulai hari ini.  Karena keempatnya bisa aku buat semalam dan tadi pagi sudah selesai semua, maka semuanya aku bawa sekalian waktu berangkat kantor tadi pagi. Yang perlu disajikan dalam keadaan hangat akan dihangatkan dengan microwave kantor. Yang perlu dingin, disimpan dulu di kulkas kantor. Enak kalau dapat pesanan dari kantor sendiri gini..heheh..

Yang pagi macaroni schotel dan apple pie, yang siang Quiche Lorraine dan pudding caramel dan peach.





Untuk pudding caramelnya, waktu bikin aku pakai loyang alufoil, setelah jadi aku pindahkan dengan cara membalik ke dalam gelas mika. Lalu diberi potongan buah peach Del Monte.





Quiche Lorraine-nya, karena sudah lama nggak bikin, jadi agak agak lupa. Waktu belanja aku nggak beli keju quick melt. Semalam sebelum di oven, aku merasa kok ada yang aneh dan kurang. Seingatku hasil Quiche Lorraineku yang dulu atasnya tertutup. Penasaran aku buka blogku sendiri...dan baru inget kalau keju yang ditaburkan di atas pie adalah quick melt bukan cheddar biasa. Puji Tuhan, ternyata di rumah masih ada stock 1 kotak kecil.

Monday 28 September 2009

Resep Petis Telur - Menu khas lebaran di rumah mertua



Menu lebaran yang selalu hadir di rumah Mertuaku di Probolinggo adalah lontong, opor ayam kampung, sambal goreng hati (sapi) kentang plus pete, petis telor dan bubuk kedelai. Sudah, hanya itu saja. Tapi rasanya nikmat sekali.

 
Waktu dulu Mertuaku masih sehat, Beliau yang menakar bumbu bumbunya dan menyuruh pembantunya untuk menghaluskan dan memasak, tentu saja dengan arahan dari Beliau. Tapi sejak beberapa tahun terakhir, kesehatan beliau sudah sangat turun, giliran memasak diberikan pada kakak iparku yang paling besar dan adik iparku yang datang dari Balikpapan beberapa hari sebelum Lebaran.

 
Menurutku yang membuat rasa menu lebaran ini nikmat adalah pemakaian ayam kampung di dalam opornya, sehingga tidak berbau amis dan tambahan petis telurnya.

 
Nah, kemarin waktu pulang ke Probolinggo, kami belum puas makan lontong opornya. Karena itu aku dan Pok memutuskan untuk bikin lontong opor sendiri di rumah. Bumbu opor dan sambal goreng aku beli jadi di pasar, karena nggak mau repot. Sedang untuk petis telurnya aku bikin sendiri dengan resep yang diberikan oleh Adek.

 
Jadi yang bisa aku share di sini hanya resep Petis telurnya saja :)

 
Resep Petis Telur

 
Bahan :

 
12 butir telur ayam, rebus dan kuliti
6 bawang merah
5 bawang putih
2 x 10 cm sereh, memarkan
2 x 4 cm kunci, kupas bersih
3 sdm petis ikan
1 sdm petis udang
1 sdm gula pasir
3 lembar daun salam buang tulang daunnya
1 sdm santan kental (aku pakai Kara)
1 1/2 gelas air
10 cabe rawit utuh

 
Cara membuat :

 
  1. haluskan semua bumbu kecuali sereh dan daun salam
  2. tumis bumbu halus, daun salam dan sereh dengan sedikit minyak sampai harum
  3. tambahkan air, masak sampai mendidih
  4. masukkan petis udang dan petis ikan, gula dan garam kalau perlu dan sedikit vetsin kalau suka
  5. cicipi rasanya, kalau sudah enak, masukkan telur, masak sampai mengental dan telur berwarna kecoklatan
  6. tambahkan santan dan cabe rawit, didihkan
  7. hidangkan dengan lontong opor.

 
Yang membuat petis telur ini enak adalah petis ikannya, karena itu jangan sekali kali menghilangkan dari resep :)


 






Dan photo photo di atas ini adalah photo makanan terakhir yang aku buat dengan camera digitalku yang selama ini setia menemani aku. Setelah photo ini dan beberapa photo keluarga, cameraku tewas dengan sukses...

Thursday 17 September 2009

Tawas penghilang bau pesing pada rebung


Ya, seperti inilah penampilan tawas atau alum. Bentuknya seperti gula batu atau gula kristal. Biasanya digunakan orang sebagai penjernih air (bareng sama kaporit) dan penghilang bau badan.

Di rumahku, selain untuk membersihkan sumber air tanah, tawas juga aku pakai untuk menghilangkan bau pesing pada rebung. Pemakaiannya hanya sekuku jempol untuk 1 kg rebung. Dan setelah itu dicuci bersih berkali kali, jadi as fas as I know, aman aman saja digunakan.

Harga tawas ini murah banget, hanya Rp 6,000/kg. Belinya berupa bongkahan besar di toko bangunan atau toko kimia. Dan, kalau di toko bangunan nggak boleh beli cuma sedikit, minimal 1 kg. Kebayang nggak, berapa kali aku harus bikin lumpia Semarang untuk menghabiskan tawas yang aku beli ini? :)

Burried Alive Black Forest :)





Order hari ini datang dari keluarga Ismu yang akan dikirimkan kepada besannya. Minta base cakenya Black Forest tapi decorationnya mau yang simple saja.



Awalnya aku mau kasih canned peach untuk decornya, tapi kemarin sore nyari di Super Indo dan Giant lagi kosong semua. Jeruk kaleng juga kosong. Bahkan strawberry yang biasanya banyak juga nggak ada. Hiiiihhh....sebel banget belanja di Super Market hari hari ini. Rame banget, mau bayar di cashier aja ngantri lama, sampe pusing kepalaku. Mana barang barang banyak yang kosong dan semrawut. Mana cashier hanya beberapa saja yang dibuka. Harusnya diantisipasi dong, mau Lebaran, stocknya diperbanyak, cashiernya dibuka semua, ACnya dimaksimalkan, biar yang belanja nggak kepanasan :(

Base cakenya pakai punya Primarasa, 3 susun, tiap lapis setelah dibasahi dengan air dark Cherry, rhum BF dan Kirsch, aku beri dark Cherry dan whipped cream. Decornya hanya WCC, DCC dan cherry hijau. Sengaja nggak aku beri cherry merah karena selain menyesuaikan dengan warna baju figurine juga supaya tidak berkesan 'yongen' :)

Nah, kenapa aku beri nama Burried Alive Black Forest, itu karena figurine yang aku pakai, sepasang pria dan wanita yang sedang mengatupkan tangan menghaturkan selamat ini, aku tanam di dalam cakenya. Tanam dalam arti sesungguhnya. Aslinya figurine itu kelihatan bagian bawah sarung dan selop/sandalnya. Karena agak berat, dia tidak bisa berdiri tanpa diganjal. Selain itu kalau diberdirikan apa adanya, tutup box tidak bisa ditutup rapat, alias figurinenya ketinggian dan boxnya kerendahan :). Jadi solusinya, bagian atas cake aku beri lubang cukup untuk memasukkan kaki2 mereka, kemudian diberi serakan WCC parut. Jadi hasilnya seperti dua orang yang dikubur hidup hidup..heheh.. Di depan mereka nanti akan dipasang ucapan selamat hari raya dari keluarga Ismu.

Nah, karena buatnya 1 resep pas, dan baru pertama kali pakai resep ini, aku tidak tahu rasa cakenya. Maka dua cuil cake kecil tadi aku cicipin, eh, ternyata wuenaaak banget sponge cakenya. Memang resep resep Primarasa selalu bisa diandalkan.





Semoga keluarga Ismu dan besannya berkenan dan semoga persaudaraan di antara kalian berdua makin erat dan semoga segera diberi kepercayaan dari Tuhan untuk menimang cucu. Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H.

Wednesday 16 September 2009

Kenitu - the almost forgotten fruit



Ini adalah Kenitu atau Chrysophyllum cainito. Kabarnya buah ini kalau di Indonesia, aslinya dari Jawa Timur terutama Jember.

Bentuknya mirip jambu biji. Kalau sudah matang buahnya empuk. Makannya, buah dibelah dua kemudian disendokin. Rasanya...agak manis, agak tawar, agak bergetah, agak berlendir... menurutku serba tanggung sih, malah katanya kalau masih muda rasanya sepet.

Menurut suamiku (dia menyebutnya Genitu), dulu waktu dia kecil banyak sekali dijumpai penjual Kenitu di Probolinggo tapi sekarang sudah hampir tidak ada. Karena itu, waktu kemarin dalam perjalanan menjemput aku di kantor, dan lihat orang jual kenitu di dekat kantorku, dia agak surprise. Sampai bela belain berhenti dan beli, tujuannya selain melepas rindu pada makanan masa kecil juga mau memperkenalkan kenitu ke aku, yang sebenarnya sudah pernah lihat tapi tidak pernah (tertarik untuk) ngicipin.

Sayangnya respondku negative..heheh...maaf, Du..lha memang ndak spesial to rasanya.

Ternyata waktu aku cerita ke Arini, temenku kantor, dia sampai melotot antar kepengen makan (karena dulu waktu kecil dia suka) dan kepengen mengenalkan kenitu ke anak anaknya. Arini menyebutnya apel Jawa dan menurutnya rasanya enak. Memang yang namanya makanan nostalgia tu bener bener personalized ya..nggak bisa didebat enak enggaknya.

Aku sempatkan browsing, ternyata Kenitu ini buah yang sangat bermanfaat karena senyawa antioksidan yang dikandungnya. Kenitu bisa menyembuhkan kanker, laringitis, diabetes dan pneumonia. Ck..ck..ck..nggak nyangka... :D


Buka puasa bersama Pleks di Mango Terrace



Kemarin ada acara buka bersama dengan my 6 soul mates, yang biasanya kami sebut the Pleks, sekalian traktiran ulang tahun Ulik dan Yuni yang jatuh bulan Desember 2008 **gak tanggung tanggung penundaan traktirannya ya :D**. Kali ini Dewi absent karena mau nemanin anaknya belajar, mau ulangan sekolah.

Tempat yang kami pilih adalah Mango Terrace, jalan Margorejo Surabaya, bersebrangan dengan Toko Buku Togamas Margorejo. Tempatnya tidak terlalu besar, dengan pilihan tempat duduk private room, smoking dan non smoking area. Yang smoking area di taman belakang yang ada kolam ikannya. Menyenangkan, sayang banyak nyamuknya kalau di sana :) Semua jenis makanan ada, Chinese, Indonesian, Western Food dan Steak.

Acara dimulai sepulang kerja, tapi the Pleks terkumpul lengkap baru pukul 18:00 lebih.
Lala, Yuni, Hanna

Nancy, Arini, Ulik, mbak Endang - gayanya sopan sopan (kalau di photo..hihih)


Diawali dengan pemesanan minuman dan appetizer Calamari dan Tester Plate dan hot gossip, ini yang paling ditunggu tunggu. Semua cerita tumplek blek, ketawa ngakak, ribut, eyel eyelan...biasalah, kalau Ibu Ibu rumpi ini ngumpul :)

my blue kiss - sprite + syrup mint


Calamari

Tester Plate adalah campuran antara Calamari (cumi goreng tepung) , Spring Rolls (isinya antara lain jamur kuping), Fried Onion (alias bawang Bombay goreng tepung) dan Chicken Wing yang dimasak dengan madu. Dressingnya enak banget....rasa manis dan asamnya pas.




Compliment from the House adalah kurma. Diantara kami ber 7, kemarin hanya ada 2 yang puasa. Dan aku, yang tidak puasa, adalah yang menghabiskan kurma itu. Rasanya biasa aja sebenarnya, cuma karena aku jarang makan kurma, dan tidak pernah dengan sengaja beli, jadi niat banget nyamilinnya :)


Jenis steak yang kami pesan, hanya 2 macam, yaitu Lamb Meat dan Cowboy Steak. Semuanya enak, porsinya pas, tidak kurang tidak lebih. Semua ngeyel minta pakai hot plate, padahal standarnya pakai piring biasa. Alasannya? Soalnya kami mau makan sambil ngobrol, jadi biar steaknya nggak cepet dingin.

Lamb meat


Cowboy steak


Round upnya, selain tempat parkirnya yang limited, Mango Terrace OK untuk tempat kumpul kumpul dan makan. Terutama di sore hari. Makanannya enak, dengan harga yang masuk akal. Steaknya berkisar antara Rp 30,000 - 75,000. Minumannya standard saja kok harganya, nggak ada yang terlalu mahal.

Penyajiannya juga 'boleh'. Bahkan cenderung artistik, seperti Cappucino ini :

Akhir kata, terimakasih Yuni & Ulik....hmm...apalagi ya? Mudah mudahan next gathering bisa lengkap dengan hadirnya si Juragan Susu, Dewi :)

Tuesday 15 September 2009

Sunflower & Leaves Plunger / Cutters



Dua barang ini aku beli online via Jeng Nieniek yang sehari hari tinggal di Malaysia dan sekarang lagi mudik ke tanah air untuk berlebaran.

Sunflower plunger/ cutter, set of three Rp.130.000


Pertama kali lihat pemakaian sunflower plunger waktu kursus cake dasar dengan bu Fatmah Bahalwan di Arvian January 2009 lalu. Ibu memperagakan bikin hiasan cupcake dengan fondant yang dicetak alat ini. Jadinya lucu juga. Arvian dan toko 8 juga jual, tapi merk Wilton dan harganya agak agak bikin mata perih :D


cupcake dengan fondant hasil kursus cake dasar January 2009

Sudah beli bunganya, masak nggak pakai daunnya kan tanggung ya ? Ya wis, beli daunnya sekalian ....hihih..excuse terus...


Leaves cutter (plunger)Rp.90.000satu set ada 3 ukuran daun


Nggak tau berapa total belanjaku dua bulan ini untuk urusan perdapuran, nggak buku resep, nggak alat, nggak bahan..... Kayaknya harus agak agak di rem nih....otherwise THR bisa ludes :)

Dan yang penting mudah mudahan banyak orderan yang memakai alat alat ini sehingga cepat balik modal...:D

Fondant Roller & Cut and press hadiah dari NNN



Nah, kalau tadi dapat wajan Happy Call hadiah dari Enny, hari ini aku dapat hadiah dari my soul mate, Nancy (NNN).

Ceritanya beberapa bulan yang lalu NNN sekeluarga tour ke Malaysia. Dia tanya aku mau nitip apa. Namanya lagi keranjingan baking, aku titip Spiral Pattern Fondant Roller dan Fondant Cut & Press, dan plunger cutters. Aku browsing di webnya Wilton waktu itu. Tapi dari Malaysia, NNN sms kalau counter Wilton yang jual alat alat itu jauh dari tempat dia menginap, masih luar kotanya lagi. Dia offer, kalau dipesanin via keponakannya yang tinggal di Malaysia mau nggak, tapi masih lama pulangnya. Ya, wis, aku mau.

Sebenarnya barang barang ini ada di Arvian, tapi lebih mahal, suka nggak 'tega' kalau mau beli.

Hari ini, barangnya datang, tapi plunger cuttersnya kata keponakan NNN nggak ada yang seperti aku pesan. Whuikkk....I really love them. Dan untung juga plunger cutternya nggak ada, soalnya aku beli online ke Jeng Nieniek Malaysia..hihi...lupaaaaaaa kalau pesan via NNN juga.


spiral pattern fondant roller


fondant cut & press

Waktu aku tanya harganya, kata NNN, nggak tau, soalnya kata NNN dia dikasih juga sama keponakannya itu. Waduhhhhhhh........gratis lagi nih ! :D

Thanks ya, Nan...semoga Tuhan membalas kebaikanmu dengan berkali kali lipat. I really love Ya !

Wajan Happy Call Hadiah dari Enny




Wajan yang iklannya bolak balik diputer di TV ini sebenarnya tidak menarik perhatianku. Karena aku bukan orang yang suka praktisnya saja dalam memasak, melainkan memakai metode yang benar dan selayaknya. Misalnya, bakar sate, ikan, atau ayam, aku jauh lebih senang kalau pakai anglo dan arang daripada pakai kompor, which is lebih cepat. Memanggang daging, aku juga lebih juga pakai grill yang memang khusus di design untuk itu. Karena hasilnya selalu memuaskan dan sesuai harapan.


Tapi Minggu lalu, cicikku, Enny yang tinggal di Semarang sms dan menyuruh aku mereview kegunaan wajan Happy Call. Rupanya sejak ditinggal anak gadisnya kuliah, Enny sekeluarga jadi makin sering makan di luar atau menyempatin kirim makanan kerumah untuk Michael anaknya yang satu lagi, cowok, masih SMA. Dulu waktu Gabby (anaknya yg cewek) masih di rumah, dia yang hobby bikin masakan. Pulang sekolah Gabby masak untuk diri sendiri dan Michael, karena orang tuanya masih kerja pulangnya sore/malam. Nanti malam masak lagi juga untuk dimakan bersama orang tuanya. Maklum, Gabby ini punya titisan darah seneng masak juga dari Mak Kiem dan Mak Giok. Hampir setiap hari order bahan makanan mentah dari Mak Kiem (my mother) dan dia yang masak. Sering nyoba nyoba resep juga.


Dengan beli wajan Happy Call, Enny berharap Michael bisa masak, paling tidak makanan buat dirinya sendiri. Rupanya mereka kurang cocok dengan masakan pembantunya.


Aku ingat wajan ini pernah didiskusikan di milis NCC. Dan ada yang bilang OK. Ya wis, seperti itulah yang aku laporkan ke Enny. Dia suruh aku beli 3 set, satu untuk dia sendiri, satu untuk Mamie dan satu lagi untuk aku. Namanya dibeliin, tentu saja aku menerima dengan senang hati dan tangan terbuka, dipakai nggak dipakai, terima aja..:)


Waktu salesnya antar ke kantor, eh, ternyata dapat bonus 1 lagi !! Jadi beli 3 gratis 1. Wah...memang rejeki kalau sudah mau datang, tidak ada yang bisa menolak ya..hihih... Nah, yang kebagian rejeki nomplok kali ini Renny, cicikku yang satu lagi, yang anaknya masih SMP tapi seneng masak juga. Ah, syukur pada Tuhan, ya Ren..heheh..




Anyway, xie xie ya, En...dan Gabby juga...gara gara kamu kuliah di situ, akhirnya tante Hanna, tante Renny dan Mak Kiem dapat wajan nih, Nok. Ntar kalau kamu sudah nggak tinggal sama Mom & Dad Taiwanmu itu, pesen via tante Hanna ya...sekalian 3 gitu, sapa tau temen temen serumahmu perlu. Ntar gratisannya tante jual ya? heheheh....peace, Gab !!

Tuesday 8 September 2009

Klenthang a.k.a. buah kelor

Photo daun kelor (Moringa oleifera) dipinjam dari sini


Sering dengar ungkapan 'dunia tak selebar daun kelor'? Coba lihat photo di atas. Sekarang kalian tau seberapa besarnya daun kelor kan? Cuma seuplik kecil. Daun kelor ternyata banyak manfaatnya , bahkan kelor termasuk TOGA (tanaman obat keluarga). Pohonnya bisa sampai 6 meter tingginya. Daun kelor mengandung vitamin A yang sangat tinggi dan kalsium. Sila baca lebih detail di sini.



Nah, kalau yang ini adalah buahnya. Di Jawa disebut klenthang. Bentuk mentahnya sekilas seperti gambas atau oyong tapi panjang dan kurus. Kulitnya agak keras berwarna hijau tua.


Sebelum dimasak, dikupas kulitnya tipis tipis, potong potong lalu dibuat (campuran) sayur asem. Rasanya? Nggak istimewa, seperti makan ketimun rebus kalau menurut aku. Makannya dikunyah kunyah diambil isinya trus kulitnya dibuang. Kenapa tidak dikupas seluruh kulitnya? Karena akan hancur waktu dimasak :)


Mistik dikit nih...konon ceritanya, kalau ada orang yang memasang 'susuk' ditubuhnya, pantang makan daun dan buah kelor, karena susuk tersebut akan keluar dengan sendirinya. Masih menurut hikayat, kalau ada orang yang sudah tua (biasanya di desa), yang sudah lama sakit parah, tidak bisa bicara, tidak bisa apa apa, tapi tidak segera meninggal, oleh tetangga dan keluarganya akan disabet (dipukul) dengan seikat daun kelor. Maksudnya,kalau dia pasang susuk waktu muda, supaya susuknya itu keluar dan muluslah exit permitnya ke alam baka. Itu kalau dia pasang susuk. Tidak ada yang tahu, karena dia sudah tidak bisa cerita toh?.


BTW, ada yang nggak tau 'susuk' ? Ok, let me explain based on my knowledge.

Susuk (bukan susuk KB loh ya :D) adalah benda kecil seukuran garam kasar yang dimasukan kedalam tubuh secara mistis oleh seorang dukun. Biasanya tujuan memasang susuk adalah untuk mendapatkan kekayaan, kecantikan, pengasihan, kekuatan, kekebalan dan lain lain. Susuk ada yang dari perak, emas, berlian (kadang disebut juga intan), kekuatannya berdasarkan jenisnya, alias makin mahal makin tokcer.

Nah, orang yang memakai susuk, harus melepaskan susuknya sebelum ia meninggal. Kalau sampai dekat ajal dia masih memakai susuk, maka ceritanya seperti yang aku ceritakan di atas, dying tapi nggak bisa meninggal juga. Pantangan orang yang memakai susuk, antara lain pisang emas, daun kelor, tidak boleh jalan di bawah tangga, makan sate tidak boleh langsung menggigit dari tusuknya, dll.

Percaya nggak percaya, tapi sampai sekarang, masih banyak orang memasang susuk. Bahkan sering ada iklannya di koran/majalah kuning. Banyak pejabat dan artis yang pakai. Nggak percaya?? Kirimin aja sayur asem klenthang...berani nggak mereka makan..hihihih..

Demikianlah cerita nggak penting dari aku tentang susuk.... sekarang mari kembali ke dunia orang normal saja... :)

Tahu telor a la Keluarga Cinta




Ini salah satu makanan kesukaan Pok suamiku. Tidak jelas aslinya dari mana. Ada beberapa daerah yang mempunyai nama berbeda untuk sajian ini. Tapi buat kami, keluarga Cinta, yang namanya tahu telor ya yang ini.

Cara membuatnya sangat mudah.

Bahan bahannya hanya :

1 potong sedang tahu putih
2 telur ayam
1/3 sdt garam
1/3 sdt vetsin (boleh di skip kalau tidak suka)
Beberapa lembar kol iris halus
Taoge dibersihkan, rebus sebentar
Seledri dirajang halus

Cara membuat dadar tahu :

Hancurkan tahu, campur dengan telur, garam dan vetsin, kocok rata lalu dadar sampai matang.

Sedangkan bahan untuk bumbu petisnya, adalah :

2 sdm kacang goreng
3 biji cabe rawit goreng (atau sesuai selera)
1 siung bawang putih goreng utuh
1 sdm petis udang
2 sdm kecap manis (atau sesuai selera)
3 sdm air matang

Haluskan semua bumbu, cairkan dengan air matang.
Kalau petis kurang asin, boleh tambahkan sedikit garam
Bawang dan cabe sengaja digoreng supaya tidak terasa 'langu'
Hasil bumbu petis akan sedikit cair.

Cara penyajian :

Letakkan dadar tahu di atas piring, beri kol, taoge dan daun seledri


Tuangkan bumbunya (sesaat sebelum dimakan) dan taburi gorengan kacang tanah dan bawang merah goreng (tapi kali ini aku nggak pakai soalnya males nggoreng.. :D)



Nikmati dengan lontong atau nasi putih atau sajikan begitu saja.

Friday 4 September 2009

Fruit pie pesanan Sukma Bali




Ini adalah fruit pie pesanan dari Sukma Bali untuk sahabatnya Sury di Surabaya yang berulang tahun tanggal 3 September 2009. Sukma pesannya via email sudah lama, sudah well prepared. Benar benar sahabat yang baik dan perhatian.

heart shaped peach..

Fruit pienya pakai vla yang ditengahnya aku isi dengan fruit cocktail. Dihias dengan ganache dan buahnya Kiwi, strawberry. anggur, peach dan buah Naga.




Semoga Sury dan Sukma berkenan, dan semoga persahabatannya abadi sampai selamanya.






Waktu bikin fruit pie untuk Sury ini, aku punya spare kulit pie dan beberapa jenis buah yang lebih, karena memang belinya banyak. Awalnya mau aku berikan ke guru les Cinta. Tapi Cinta dan mbak Sus nggak setuju. Menurut mereka berdua, harus diberikan ke orang yang 'PENTING dan SPESIAL', dan orang itu adalah (masih menurut mereka berdua) kak Rany dan mas Nana, anak anak tetanggaku yang juga teman main Cinta, padahal mereka sudah kuliah. Teman main dalam arti sesungguhnya loh, karena Cinta sering banget main bersama mereka berdua yang rumahnya hanya beda 2 rumah dari kami. Dan mereka berdua memang telaten dan sayang sama Cinta. Kalau sehari aja nggak kelihatan pasti dicariin. Semoga fruit pie kiriman kami membuat acara buka puasa keluarga Suwardi kemain makin indah.

Oiya, aku pengen tahu alasan kenapa menurut mbak Sus dan Cinta, guru lesnya Cinta tidak special...jawaban mbak Sus, soalnya walaupun sering dikririmin kue, kalo Cinta ngobrol terus waktu les, tetep dimarahin..heheh...gak bener mbak Sus ini. Tujuan ngirim kue kan bukan untuk suap dan mendapatkan perlakukan khusus, tapi berbagi karena Mam sibuk ngajar tidak sempat bikin kue untuk keluarganya. Lagian sudah selayaknya murid ceriwis dimarahi to ya...

Wednesday 2 September 2009

Ayam Bacem




Ini makanan khas Jawa Tengah. Rasanya gurih dan manis. Paling enak kalau waktu mengungkep pakai air kelapa, tapi kalau terpaksa tidak ada air kelapa, air biasapun bisa hanya saja tidak segurih kalau pakai air kelapa **mbulet ya..heheh**


Resepnya gampang :


1 ekor Ayam, potong sesuai selera (lebih OK menggunakan ayam kampung)
1 ltr air kelapa
3 sdm gula merah (bisa dikurangi kalau tidak suka terlalu manis)
3 sdm air asam jawa *
7 bh bawang merah
5 bh bawang putih
1 sdm ketumbar bubuk
5 lbr daun salam
Sedikit garam


Cara membuat :


Haluskan semua bumbu, campur dengan air kelapa

Tata ayam didalam panci atau wajan, tuangi air kelapa & bumbu dan daun salam. Tutup wajan. Masak dengan api kecil sampai air habis. Aduk sesekali saja. Kalau masih kurang empuk, tambahkan sedikit lagi air. Biarkan dingin.

Goreng sesaat sebelum disajikan, cukup sebentar saja sampai kecoklatan. Jangan terlalu lama menggoreng karena kandungan gula Jawa didalam bumbunya membuat ayam cepat gosong. Jangan terlalu kering menggoreng karena akan jadi alot.

Sajikan dengan nasi putih, sambal bajak atau sambal matang dan lalapan


* Air asam Jawa bisa didapatkan dengan merendam 1 sdm asam Jawa kering dengan air panas. Biarkan sampai asam leleh, saring, ambil airnya.