Monday, 2 March 2009

Soto Ayam

soto daging (dada ayam) cak To, pilihanku







soto jerohan ayam cak To, kesukaan Pok






Dulu pertama kali pindah ke Surabaya, aku heran, kok orang Surabaya seneng banget makan soto yang nggak putih bening seperti sotonya orang Jawa Tengah. Maklum, lidah Semarangan masih belum bisa menerima soto yang beda dari soto Bangkong yang dibuat tanpa kunir, pakai taoge dan seger banget.


Tapi karena teman teman, dan sekarang suami, seneng soto ayam Surabaya, lama lama jadi terbiasa dan bisa menikmati kelezatannya. Tapi, kalau pulang kampung, aku masih merasa wajib memuaskan rindu dengan makan soto Bangkong, soto Pringgading atau bahkan soto ayam yang lewat depan rumah Mamie, walaupun kata Mamie dan Pok, nggak enak blas..heheh.



Cicikku, si Renny yang tinggal di Jakarta juga sama penyakitnya, tiap pulang kampung pasti ngajakin makan soto Semarang. Mamie sampai geleng geleng dan agak kesal kalau kami berdua pulang dan beli soto ayam ideran ini.. Kesalnya karena setelah kami berdua pulang ke Jakarta atau Surabaya, pak soto ideran masih ribut teng teng teng teng mangkoknya di depan rumah Mamie, berisik banget, ngirain kami masih ada...heheh...sabar ya, Mam dan tolong maklumi, lidah kami ini memang lidah setia, bertahun tahun di negeri orang juga masih kangen masakan kampung halaman yang Mamie anggap nggak enak sama sekali ...


Nah, kembali ke soto Surabaya. Kami ,keluarga Cinta, punya 2 langganan soto ayam di Surabaya.



Yang pertama, sebenarnya yang paling enak, namanya soto Lamongan pak Salam, di daerah Bratang. Tapi bukanya hanya sore sekitar jam 3, sampai malam. Satu lagi, cak To, di Rungkut Industri IV, belakang kantorku. Masing masing punya keunikan sendiri. Kalau pak Salam, ini langganan Pok - suamiku sejak masih kuliah di ITS. Rasanya sedap dan porsinya besar, biasanya sampai luber mangkoknya. Harganya sekitar Rp 5,000 per porsi. Kerupuk udangnya besar dan mantap. Konsumennya kebanyakan mahasiswa. Tapi sayangnya, jualannya di pinggir got yang bauuuuuuuuuuu banget. Biasanya kami makan di sini setelah belanja buku di Uranus atau Petra Toga Mas, karena jauh dari rumah. Di sebelah warung soto ini ada penjual es campur, jadi mereka ber simbiosis mutualisme. Cinta menyebutnya soto Got pak Salam.

di belakang gerobag itu ada kali yang baunya 'fantastis' :)

Kalau Cak To, karena setiap hari kerja di lewatin waktu berangkat kekantor, lebih sering kami datangi. Lokasinya di pinggir danau buatan SIER yang kalau pagi masih banyak burung burung mencari ikan, diseberang masjid SIER yang penyelesaiannya sepertinya istana belum jadi yang sudah ditinggalkan Sangkuriang lantaran ngambeg, Dayang Sumbi keburu datang , alias mangkrak nggak selesai bertahun tahun :D, di bawah deretan pohon flamboyant yang rimbun. Asri banget. Biasanya seminggu 2 - 3x kami, saya dan suami makan di sini. Untuk Cinta, biasanya dibeliin telur muda dan kuah saja dan dimakan di rumah, karena Cinta masih belum enjoy makan di warung atau di restoran. Mending maem di rumah sambil main.



Khasnya cak To,kuahnya kuning bening, seledri dan poya (atau koya) nya bebas nambah, disediakan dalam mangkok kecil kecil. Stok poya cak To sendiri ada 1 toples besar. Dan lauknya kita bebas customize.


poya (a.k.a. koya)


Yang suka krokot krokot, ada kepala, leher dan cakar. Yang suka jerohan dan kulit, tersedia lengkap setelur mudanya. Kalau soal rasanya sih, nggak terlalu special menurut saya. Dan jangan harap bisa makan dengan table manners yang benar di sini. Karena nggak disediain garpu, hanya sendok makan pipih aja, jadi kalau mau ambil nasi soto yang tinggal sedikit di mangkok harus dibantu kerupuk. Nah kerupuknya juga kerupuk terung biasa, yang kalau kita makan disana terlalu pagi, dapatnya kerupuk kemarin yang seringnya melempem. Dan kalau lagi musim hujan, kerupuknya banyak yang bantet. '



Harga per porsi, variatif…karena kalau yang njualin beda, harganya juga beda, jadi agak agak kurang standard gitu. Tapi kalau dihitung sepertinya 1 mangkok soto dengan lauk daging ayam Rp 6,000, kalau pakai jerohan dan kulit jadi Rp 7,500. Begitu datang, tanpa harus meminta kita langsung disodori 1 botol teh fresh tea. Pilihan minumannya hanya fresh tea atau tidak sama sekali. Uniknya, semua pelanggan disini adalah pelanggan yang setia. Maksudnya tiap kali makan soto dijam yang sama, hari apapun (kecuali week end), ketemunya juga wajah wajah yang sama.Kapan kapan mungkin bisa dibuat cak To fans club… :D.


Oiya, cak To buka mulai jam 6 pagi sampai jam 3 sore, setiap hari kecuali hari Minggu dan hari libur Muslim.

No comments:

Post a Comment