Wednesday, 30 September 2009
Orderan snack kantor hari pertama
Monday, 28 September 2009
Resep Petis Telur - Menu khas lebaran di rumah mertua
Menu lebaran yang selalu hadir di rumah Mertuaku di Probolinggo adalah lontong, opor ayam kampung, sambal goreng hati (sapi) kentang plus pete, petis telor dan bubuk kedelai. Sudah, hanya itu saja. Tapi rasanya nikmat sekali.
6 bawang merah
5 bawang putih
2 x 10 cm sereh, memarkan
2 x 4 cm kunci, kupas bersih
3 sdm petis ikan
1 sdm petis udang
1 sdm gula pasir
3 lembar daun salam buang tulang daunnya
1 sdm santan kental (aku pakai Kara)
1 1/2 gelas air
10 cabe rawit utuh
- haluskan semua bumbu kecuali sereh dan daun salam
- tumis bumbu halus, daun salam dan sereh dengan sedikit minyak sampai harum
- tambahkan air, masak sampai mendidih
- masukkan petis udang dan petis ikan, gula dan garam kalau perlu dan sedikit vetsin kalau suka
- cicipi rasanya, kalau sudah enak, masukkan telur, masak sampai mengental dan telur berwarna kecoklatan
- tambahkan santan dan cabe rawit, didihkan
- hidangkan dengan lontong opor.
Thursday, 17 September 2009
Tawas penghilang bau pesing pada rebung
Ya, seperti inilah penampilan tawas atau alum. Bentuknya seperti gula batu atau gula kristal. Biasanya digunakan orang sebagai penjernih air (bareng sama kaporit) dan penghilang bau badan.
Di rumahku, selain untuk membersihkan sumber air tanah, tawas juga aku pakai untuk menghilangkan bau pesing pada rebung. Pemakaiannya hanya sekuku jempol untuk 1 kg rebung. Dan setelah itu dicuci bersih berkali kali, jadi as fas as I know, aman aman saja digunakan.
Harga tawas ini murah banget, hanya Rp 6,000/kg. Belinya berupa bongkahan besar di toko bangunan atau toko kimia. Dan, kalau di toko bangunan nggak boleh beli cuma sedikit, minimal 1 kg. Kebayang nggak, berapa kali aku harus bikin lumpia Semarang untuk menghabiskan tawas yang aku beli ini? :)
Burried Alive Black Forest :)
Semoga keluarga Ismu dan besannya berkenan dan semoga persaudaraan di antara kalian berdua makin erat dan semoga segera diberi kepercayaan dari Tuhan untuk menimang cucu. Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H.
Wednesday, 16 September 2009
Kenitu - the almost forgotten fruit
Ini adalah Kenitu atau Chrysophyllum cainito. Kabarnya buah ini kalau di Indonesia, aslinya dari Jawa Timur terutama Jember.
Bentuknya mirip jambu biji. Kalau sudah matang buahnya empuk. Makannya, buah dibelah dua kemudian disendokin. Rasanya...agak manis, agak tawar, agak bergetah, agak berlendir... menurutku serba tanggung sih, malah katanya kalau masih muda rasanya sepet.
Menurut suamiku (dia menyebutnya Genitu), dulu waktu dia kecil banyak sekali dijumpai penjual Kenitu di Probolinggo tapi sekarang sudah hampir tidak ada. Karena itu, waktu kemarin dalam perjalanan menjemput aku di kantor, dan lihat orang jual kenitu di dekat kantorku, dia agak surprise. Sampai bela belain berhenti dan beli, tujuannya selain melepas rindu pada makanan masa kecil juga mau memperkenalkan kenitu ke aku, yang sebenarnya sudah pernah lihat tapi tidak pernah (tertarik untuk) ngicipin.
Sayangnya respondku negative..heheh...maaf, Du..lha memang ndak spesial to rasanya.
Ternyata waktu aku cerita ke Arini, temenku kantor, dia sampai melotot antar kepengen makan (karena dulu waktu kecil dia suka) dan kepengen mengenalkan kenitu ke anak anaknya. Arini menyebutnya apel Jawa dan menurutnya rasanya enak. Memang yang namanya makanan nostalgia tu bener bener personalized ya..nggak bisa didebat enak enggaknya.
Aku sempatkan browsing, ternyata Kenitu ini buah yang sangat bermanfaat karena senyawa antioksidan yang dikandungnya. Kenitu bisa menyembuhkan kanker, laringitis, diabetes dan pneumonia. Ck..ck..ck..nggak nyangka... :D
Buka puasa bersama Pleks di Mango Terrace
Tempat yang kami pilih adalah Mango Terrace, jalan Margorejo Surabaya, bersebrangan dengan Toko Buku Togamas Margorejo. Tempatnya tidak terlalu besar, dengan pilihan tempat duduk private room, smoking dan non smoking area. Yang smoking area di taman belakang yang ada kolam ikannya. Menyenangkan, sayang banyak nyamuknya kalau di sana :) Semua jenis makanan ada, Chinese, Indonesian, Western Food dan Steak.
Acara dimulai sepulang kerja, tapi the Pleks terkumpul lengkap baru pukul 18:00 lebih.
Nancy, Arini, Ulik, mbak Endang - gayanya sopan sopan (kalau di photo..hihih)
my blue kiss - sprite + syrup mint
Calamari
Tester Plate adalah campuran antara Calamari (cumi goreng tepung) , Spring Rolls (isinya antara lain jamur kuping), Fried Onion (alias bawang Bombay goreng tepung) dan Chicken Wing yang dimasak dengan madu. Dressingnya enak banget....rasa manis dan asamnya pas.
Compliment from the House adalah kurma. Diantara kami ber 7, kemarin hanya ada 2 yang puasa. Dan aku, yang tidak puasa, adalah yang menghabiskan kurma itu. Rasanya biasa aja sebenarnya, cuma karena aku jarang makan kurma, dan tidak pernah dengan sengaja beli, jadi niat banget nyamilinnya :)
Jenis steak yang kami pesan, hanya 2 macam, yaitu Lamb Meat dan Cowboy Steak. Semuanya enak, porsinya pas, tidak kurang tidak lebih. Semua ngeyel minta pakai hot plate, padahal standarnya pakai piring biasa. Alasannya? Soalnya kami mau makan sambil ngobrol, jadi biar steaknya nggak cepet dingin.
Lamb meat
Cowboy steak
Round upnya, selain tempat parkirnya yang limited, Mango Terrace OK untuk tempat kumpul kumpul dan makan. Terutama di sore hari. Makanannya enak, dengan harga yang masuk akal. Steaknya berkisar antara Rp 30,000 - 75,000. Minumannya standard saja kok harganya, nggak ada yang terlalu mahal.
Penyajiannya juga 'boleh'. Bahkan cenderung artistik, seperti Cappucino ini :
Akhir kata, terimakasih Yuni & Ulik....hmm...apalagi ya? Mudah mudahan next gathering bisa lengkap dengan hadirnya si Juragan Susu, Dewi :)
Tuesday, 15 September 2009
Sunflower & Leaves Plunger / Cutters
Dua barang ini aku beli online via Jeng Nieniek yang sehari hari tinggal di Malaysia dan sekarang lagi mudik ke tanah air untuk berlebaran.
Sunflower plunger/ cutter, set of three Rp.130.000
Pertama kali lihat pemakaian sunflower plunger waktu kursus cake dasar dengan bu Fatmah Bahalwan di Arvian January 2009 lalu. Ibu memperagakan bikin hiasan cupcake dengan fondant yang dicetak alat ini. Jadinya lucu juga. Arvian dan toko 8 juga jual, tapi merk Wilton dan harganya agak agak bikin mata perih :D
Fondant Roller & Cut and press hadiah dari NNN
Nah, kalau tadi dapat wajan Happy Call hadiah dari Enny, hari ini aku dapat hadiah dari my soul mate, Nancy (NNN).
Ceritanya beberapa bulan yang lalu NNN sekeluarga tour ke Malaysia. Dia tanya aku mau nitip apa. Namanya lagi keranjingan baking, aku titip Spiral Pattern Fondant Roller dan Fondant Cut & Press, dan plunger cutters. Aku browsing di webnya Wilton waktu itu. Tapi dari Malaysia, NNN sms kalau counter Wilton yang jual alat alat itu jauh dari tempat dia menginap, masih luar kotanya lagi. Dia offer, kalau dipesanin via keponakannya yang tinggal di Malaysia mau nggak, tapi masih lama pulangnya. Ya, wis, aku mau.
Sebenarnya barang barang ini ada di Arvian, tapi lebih mahal, suka nggak 'tega' kalau mau beli.
Hari ini, barangnya datang, tapi plunger cuttersnya kata keponakan NNN nggak ada yang seperti aku pesan. Whuikkk....I really love them. Dan untung juga plunger cutternya nggak ada, soalnya aku beli online ke Jeng Nieniek Malaysia..hihi...lupaaaaaaa kalau pesan via NNN juga.
spiral pattern fondant roller
fondant cut & press
Waktu aku tanya harganya, kata NNN, nggak tau, soalnya kata NNN dia dikasih juga sama keponakannya itu. Waduhhhhhhh........gratis lagi nih ! :D
Thanks ya, Nan...semoga Tuhan membalas kebaikanmu dengan berkali kali lipat. I really love Ya !
Wajan Happy Call Hadiah dari Enny
Wajan yang iklannya bolak balik diputer di TV ini sebenarnya tidak menarik perhatianku. Karena aku bukan orang yang suka praktisnya saja dalam memasak, melainkan memakai metode yang benar dan selayaknya. Misalnya, bakar sate, ikan, atau ayam, aku jauh lebih senang kalau pakai anglo dan arang daripada pakai kompor, which is lebih cepat. Memanggang daging, aku juga lebih juga pakai grill yang memang khusus di design untuk itu. Karena hasilnya selalu memuaskan dan sesuai harapan.
Tapi Minggu lalu, cicikku, Enny yang tinggal di Semarang sms dan menyuruh aku mereview kegunaan wajan Happy Call. Rupanya sejak ditinggal anak gadisnya kuliah, Enny sekeluarga jadi makin sering makan di luar atau menyempatin kirim makanan kerumah untuk Michael anaknya yang satu lagi, cowok, masih SMA. Dulu waktu Gabby (anaknya yg cewek) masih di rumah, dia yang hobby bikin masakan. Pulang sekolah Gabby masak untuk diri sendiri dan Michael, karena orang tuanya masih kerja pulangnya sore/malam. Nanti malam masak lagi juga untuk dimakan bersama orang tuanya. Maklum, Gabby ini punya titisan darah seneng masak juga dari Mak Kiem dan Mak Giok. Hampir setiap hari order bahan makanan mentah dari Mak Kiem (my mother) dan dia yang masak. Sering nyoba nyoba resep juga.
Dengan beli wajan Happy Call, Enny berharap Michael bisa masak, paling tidak makanan buat dirinya sendiri. Rupanya mereka kurang cocok dengan masakan pembantunya.
Aku ingat wajan ini pernah didiskusikan di milis NCC. Dan ada yang bilang OK. Ya wis, seperti itulah yang aku laporkan ke Enny. Dia suruh aku beli 3 set, satu untuk dia sendiri, satu untuk Mamie dan satu lagi untuk aku. Namanya dibeliin, tentu saja aku menerima dengan senang hati dan tangan terbuka, dipakai nggak dipakai, terima aja..:)
Waktu salesnya antar ke kantor, eh, ternyata dapat bonus 1 lagi !! Jadi beli 3 gratis 1. Wah...memang rejeki kalau sudah mau datang, tidak ada yang bisa menolak ya..hihih... Nah, yang kebagian rejeki nomplok kali ini Renny, cicikku yang satu lagi, yang anaknya masih SMP tapi seneng masak juga. Ah, syukur pada Tuhan, ya Ren..heheh..
Anyway, xie xie ya, En...dan Gabby juga...gara gara kamu kuliah di situ, akhirnya tante Hanna, tante Renny dan Mak Kiem dapat wajan nih, Nok. Ntar kalau kamu sudah nggak tinggal sama Mom & Dad Taiwanmu itu, pesen via tante Hanna ya...sekalian 3 gitu, sapa tau temen temen serumahmu perlu. Ntar gratisannya tante jual ya? heheheh....peace, Gab !!
Tuesday, 8 September 2009
Klenthang a.k.a. buah kelor
Nah, kalau yang ini adalah buahnya. Di Jawa disebut klenthang. Bentuk mentahnya sekilas seperti gambas atau oyong tapi panjang dan kurus. Kulitnya agak keras berwarna hijau tua.
Sebelum dimasak, dikupas kulitnya tipis tipis, potong potong lalu dibuat (campuran) sayur asem. Rasanya? Nggak istimewa, seperti makan ketimun rebus kalau menurut aku. Makannya dikunyah kunyah diambil isinya trus kulitnya dibuang. Kenapa tidak dikupas seluruh kulitnya? Karena akan hancur waktu dimasak :)
Mistik dikit nih...konon ceritanya, kalau ada orang yang memasang 'susuk' ditubuhnya, pantang makan daun dan buah kelor, karena susuk tersebut akan keluar dengan sendirinya. Masih menurut hikayat, kalau ada orang yang sudah tua (biasanya di desa), yang sudah lama sakit parah, tidak bisa bicara, tidak bisa apa apa, tapi tidak segera meninggal, oleh tetangga dan keluarganya akan disabet (dipukul) dengan seikat daun kelor. Maksudnya,kalau dia pasang susuk waktu muda, supaya susuknya itu keluar dan muluslah exit permitnya ke alam baka. Itu kalau dia pasang susuk. Tidak ada yang tahu, karena dia sudah tidak bisa cerita toh?.
BTW, ada yang nggak tau 'susuk' ? Ok, let me explain based on my knowledge.
Nah, orang yang memakai susuk, harus melepaskan susuknya sebelum ia meninggal. Kalau sampai dekat ajal dia masih memakai susuk, maka ceritanya seperti yang aku ceritakan di atas, dying tapi nggak bisa meninggal juga. Pantangan orang yang memakai susuk, antara lain pisang emas, daun kelor, tidak boleh jalan di bawah tangga, makan sate tidak boleh langsung menggigit dari tusuknya, dll.
Percaya nggak percaya, tapi sampai sekarang, masih banyak orang memasang susuk. Bahkan sering ada iklannya di koran/majalah kuning. Banyak pejabat dan artis yang pakai. Nggak percaya?? Kirimin aja sayur asem klenthang...berani nggak mereka makan..hihihih..
Demikianlah cerita nggak penting dari aku tentang susuk.... sekarang mari kembali ke dunia orang normal saja... :)
Tahu telor a la Keluarga Cinta
Ini salah satu makanan kesukaan Pok suamiku. Tidak jelas aslinya dari mana. Ada beberapa daerah yang mempunyai nama berbeda untuk sajian ini. Tapi buat kami, keluarga Cinta, yang namanya tahu telor ya yang ini.
Cara membuatnya sangat mudah.
Bahan bahannya hanya :
1 potong sedang tahu putih
Cara membuat dadar tahu :
Hancurkan tahu, campur dengan telur, garam dan vetsin, kocok rata lalu dadar sampai matang.
Sedangkan bahan untuk bumbu petisnya, adalah :
2 sdm kacang goreng
Haluskan semua bumbu, cairkan dengan air matang.
Cara penyajian :
Letakkan dadar tahu di atas piring, beri kol, taoge dan daun seledri
Tuangkan bumbunya (sesaat sebelum dimakan) dan taburi gorengan kacang tanah dan bawang merah goreng (tapi kali ini aku nggak pakai soalnya males nggoreng.. :D)
Nikmati dengan lontong atau nasi putih atau sajikan begitu saja.
Friday, 4 September 2009
Fruit pie pesanan Sukma Bali
Fruit pienya pakai vla yang ditengahnya aku isi dengan fruit cocktail. Dihias dengan ganache dan buahnya Kiwi, strawberry. anggur, peach dan buah Naga.
Wednesday, 2 September 2009
Ayam Bacem
Ini makanan khas Jawa Tengah. Rasanya gurih dan manis. Paling enak kalau waktu mengungkep pakai air kelapa, tapi kalau terpaksa tidak ada air kelapa, air biasapun bisa hanya saja tidak segurih kalau pakai air kelapa **mbulet ya..heheh**
Resepnya gampang :
1 ekor Ayam, potong sesuai selera (lebih OK menggunakan ayam kampung)
Cara membuat :
Haluskan semua bumbu, campur dengan air kelapa
Tata ayam didalam panci atau wajan, tuangi air kelapa & bumbu dan daun salam. Tutup wajan. Masak dengan api kecil sampai air habis. Aduk sesekali saja. Kalau masih kurang empuk, tambahkan sedikit lagi air. Biarkan dingin.
Goreng sesaat sebelum disajikan, cukup sebentar saja sampai kecoklatan. Jangan terlalu lama menggoreng karena kandungan gula Jawa didalam bumbunya membuat ayam cepat gosong. Jangan terlalu kering menggoreng karena akan jadi alot.
Sajikan dengan nasi putih, sambal bajak atau sambal matang dan lalapan
* Air asam Jawa bisa didapatkan dengan merendam 1 sdm asam Jawa kering dengan air panas. Biarkan sampai asam leleh, saring, ambil airnya.