Thursday, 30 September 2010

KBB#19 : Birthday Edition - Onbitjkoek



Duuuhhh….ini benar benar pengerjaan tugas KBB yang paling mepet yang aku kerjakan.

Sebenarnya sudah sejak terima surat tjintah KBB # 19 – Birthday Edition aku sudah niat banget bikin Onbitjkoek karena kali ini semua peserta bebas memilih resep yang pernah dibikin selama tantangan pertama sampai ke 18. Alasanku, karena ingin nostalgia dengan kue bolu yang sering dibuat oleh Mamiku waktu anak anaknya kecil dulu. Dan kebetulan waktu tantangan Onbitjkoek ini, aku belum bergabung dengan KBB jadi belum pernah buat :)

Tanpa bermaksud meremehkan tugas KBB, tapi karena banyak hal yang terjadi selama bulan September ini, akhirnya baru pada hari terakhir aku sempat buat. Itupun aku kerjakan sepulang kerja sambil badan meriang karena serangan batuk berat yang melanda, plus pakai acara ganti regulator gas yang 'bocor halus'...uggghhh...

Namun, karena resepnya juga gampang, bahan semua sudah tersedia, hanya dalam waktu kurang lebih 1 jam, Onbijtkoek-ku sudah selesai.



Resepnya aku ambil dari tantangan KBB # 11, berikut copy-pastenya berikut sedikit modifikasi dari aku :


KBB#11-Onbitjkoek

Onbitjkoek merupakan kue khas Belanda dan sudah melekat ke dalam kategori kue-kue Indonesia dikarenakan latar belakang sejarah yang melibatkan kedua negara.


Patut kita coba dan lestarikan, karena biar bagaimanapun sejarah juga mencakub dunia kuliner Indonesia yang mempengaruhi komponen-komponen modernisasi saat ini.



Memakai resep ini kita juga belajar membaca resep Indonesia dan bagaimana para praktisi kuliner Indonesia membuat resep (bahan diskusi: metode pembuatan, suhu oven, waktu pemanggangan, cara penulisan bahan, dsb). Ingat, teliti membaca sebelum membuat.


ONBITJKOEK
Sumber: Kue-Kue Indonesia. Yasa Boga-PT Gramedia Jakarta. 2007.

Bahan :




125g gula palem/gula merah

5 kuning telur

3 putih telur

campur rata :

125g tepung terigu,

1 sdt peres kayumanis bubuk,

½ sdtpala bubuk,

¼ sdt cengkih bubuk - aku skip karena nggak punya :(

Note : Resep aslinya memang tidak memakai mentega/margarine, tapi hasilnya seret. Biasanya orang makan Onbijtkoek dengan dioles margarine/mentega, tapi untuk kali ini aku tambahkan 50 gr butter leleh, sehingga hasilnya lebih lembut.
taburan :

50g kenari, iris tipis

Cara :



1. Kocok kuning telur dan putih telur, gula palem sampai kental dan naik. Kemarin aku pakai hand mixer Phillips sekitar 10 menit sudah kental sekali.




2. Masukkan campuran tepung ke dalam kocokan telur, aduk rata.




3. Tuang ke dalam loyang roti (loaf) yang sudah dialas dengan lapisan kertas yang sudah diolesi mentega dan ditaburi tepung. Note : aku campurkan sebagian kenari kedalam adonan, dan sisanya untuk taburan.




4. Panggang kurang lebih 20 menit (setengah matang), keluarkan dari oven, taburi irisan kenari. Panggang terus sampai matang, angkat (kurleb 15 – 20 menit lagi).


balik ke atas rak, buka kertasnya dan balik lagi....





Potong menurut selera. Rasanya enak banget menurutku, dan nggak terlalu manis, jadi nggak enegh, apalagi dengan kletis kletis kenari di dalam dan di atasnya. Dinikmati dengan secangkir kopi di pagi hari..hmmm....nyamannn...



Selamat ulang tahun ke 3, KBB, semoga makin seru dan makin kreatif dengan tantangan tantangannya.

Dan ini tanda lulusnya :). Makasih mbak Arfi...


Friday, 24 September 2010

Keju Mozarella


Kalau yang ini adalah keju Mozarella, yang biasanya dipakai untuk topping pizza, lasagna, quiche pie atau masakan lain yang butuh keju mulur...

Teksturnya kenyal...bisa diparut, diserut atau dipotong potong, setelah dioven jadi mulur kayak permen karet, tapi kalau sudah adem jadi agak alot :)






Negara asal Italia
Kawasan, kota Campania atau Latium
Sumber susu Sapi / Kerbau
Dipasteurisasi Ya
Tekstur Lembut
Kadar lemak Minimal 50%


Mozzarella adalah keju Italia yang dibuat dengan cara diputar dan dipotong, karena dalam bahasa Italia, mozzare berarti memotong.[3] [4] Keju ini dibuat dari susu sapi ataupun susu kerbau.

Mozzarella di bufala dibuat dari susu kerbau, sementara mozzarella fior di latte dibuat dari susu sapi yang di pasteurisasi.[5] [2] Mozzarella segar umumnya berwarna putih, namun dapat berwarna kuning terang tergantung makanan sapi/kerbau yang diambil susunya.[6] Tekstur keju ini lembut dan berkadar air tinggi.[7] Pada umumnya, keju yang dibuat pada hari itu, dimakan pada hari itu juga.[7] Walaupun demikian, keju ini dapat bertahan hingga satu minggu bila direndam di air garam[8] Mozzarella dengan kadar air yang rendah dapat disimpan di lemari es hingga satu bulan, dan dapat bertahan lebih lama bila dijual dalam kemasan hampa udara.[9] Mozzarella berkadar air rendah yang sudah diparut dapat disimpan hingga 6 bulan.[10] Keju ini digunakan pada pizza, lasagna, atau dimakan dengan irisan tomat dan basil pada hidangan insalata caprese.[11]

Semoga bermanfaat :)

Dadar telur berbumbu


Ini menu kepepet...alias kalau lagi nggak ada bahan untuk dimasak, kecuali telur, maka menu ini muncul di meja makanku.

Bahannya hanya :

4  butir telur ayam
4  bawang merah, rajang kasar
3 bawang putih, rajang kasar
4 cabe rawit, rajang kasar
1 bawang prei, rajang kasar
sejumput garam
sejumput vetsin
1 sdm makan minyak untuk menggoreng

Cara membuat :

campur semua bahan
panaskan minyak di atas wajan teflon kecil
dadar sampai matang

sengaja pakainya  wajan kecil, supaya dadarnya tebal :)


Walaupun hanya sederhana, tapi kalau suamiku makan dengan lauk ini, nasinya bisa nambah nambah :)

Thursday, 23 September 2010

Nasi goreng Widodo - nasi goreng paling mahal di hidupku :)


Liburan lebaran tahun ini, keluarga Eny dan mak Kiem dari Semarang main ke Surabaya seperti juga beberapa tahun sebelumnya.

Tujuan utamanya hanya jalan jalan dan makan enak....secara mereka sudah bosen shopping dan malas pergi ke kota kota yang kalau lebaran pasti rame dan macet. Pengalaman mengajarkan, selama liburan Lebaran jangan ke Bali, Jogja, Malang, Puncak atau Bandung...pasti nggak enjoy karena macet dan susah nyari makan..hihih..maklum, keluarga besar kami semua seneng makan, jadi kalau makan nggak bisa nyaman, pasti bete...

Yang bertugas meng-escort mereka kali ini adalah kokoku, Sam dan keluarganya, karena aku harus berlebaran dengan keluarga suami di Probolinggo. Tapi pada hari lebaran ke 2, tanggal 11 September siang kami balik ke Surabaya. Hari itu special karena mak Kiem ultah.

Acara dinner untuk mak Kiem diadakan di rumah makan Kapin daerah Kupang sana, yang deket dengan rumah Sam. Referensinya dari aku...aku bilang pada mereka, di sini ada nasi goreng yang sangat terkenal. Terkenal karena harganya yang luar biasa mahal :D. Mereka setuju.

Nah, mulailah kami pesan.....salah satunya adalah nasi goreng tersebut, yang diberi nama nasi goreng Widodo. Satu porsinya adalah Rp 150,000 - terlalu mahal untuk ukuran nasi goreng kan?




Waktu datang, inilah tampilannya :




Trus apa yang membuat nasi goreng ini special? Konon, di rumah makan Kapin yang asli, yang letaknya di sekitar Tugu Pahlawan, ada pelanggan yang suka sekali makan nasi goreng. Nasi gorengnya Kapin ini, dulu harganya biasa aja, trus karena pelanggan yang bernama pak Widodo ini yang setiap kali pesen minta ditambahin udang, kepiting dan lain lain dalam jumlah banyak, harganya dinaikin. Nah pelanggan yang lain akhirnya ikut ikutan, dan diciptakanlah menu khusus yang bernama nasi goreng Widodo. Denger kabar yang dimaksud dengan pak Widodo ini adalah jendral Widodo, tau bener tau enggak....soale ceritanya cuma dari mulut ke mulut :D

Kalau rasa nasi gorengnya sendiri, menurutku standard Chinese food biasa aja, seperti nasi goreng Hongkong pada umumnya. Berminyak minyak gitu. Oiya, sebenarnya kalau dihitung bener bener, nggak mahal mahal amat sih, karena satu porsi bisa dimakan 5 orang, tentu saja dengan tambahan menu lain. Sayangnya, pecinta nasi goreng Hongkong kecilku malam itu agak demam, cape dan ngantuk, sehingga tidak bernapsu makan...malah rebahan di atas meja resto dan nggak mau maem sama sekali :)


Cinta dan Salsa, sepupunya yang aku ajak ke Surabaya untuk nemani Cinta..keduanya cape dan ngantuk.. :)


Selain nasi goreng Widodo ini, makanan lainnya lumayan enak, terutama burung dara gorengnya yang empuk dan gendut...dan yang penting koh Nan, iparku dan semua yang ikut dinner suka dengan semua menunya :)



Joshua, Jeremy, Michael dan mak Kiem

Yang tersisa dari jalan jalan ke Jogja dan Semarang

Ini cerita yang tercecer dari perjalanan liburan kami ke Jogja dan Semarang kapan hari :)

Trip kali ini kami tidak banyak mengunjungi tempat makan yang istimewa, karena waktunya terbatas banget dan kami mempertimbangkan menu makanan Cinta yang masih belum suka makanan aneh aneh, kecuali McD, AW, dan masakan rumahan :) 

Yuk, mulai dari Jogja dulu.

Ini adalah Gudeg Permata, gudeg yang menurutku enak banget. Bukanya malam hari saja. Di emperan toko yang sudah tutup gitu. Trus yang makan juga banyak, tapi kali ini kami nggak perlu ngantri terlalu lama.






Karena Cinta sudah ngantuk dan tidur di mobil, kami beli gudegnya dibungkus aja trus dimakannya di hotel :)


Harganya nggak mahal, untuk seporsi nasi gudeg komplit (nasi dengan ayam 1 potong, telur 1 butir, sambel goreng krecek, tahu tempe bacem, dan lain lain hanya sekitar RP 18,000). Yang kami suka, gudegnya nggak terlalu manis.

Kami kenal gudeg ini waktu dulu rutin katekisasi di gereja Ngupasan Jogja menjelang pernikahan. Yang mengenalkan Wisnu,sahabat suamiku yang sering ke Jogja. Tapi karena sudah lama nggak ke Jogja, kami lupa tempatnya. Yang diingat suamiku hanya di dekat Malioboro. Jadilah malam itu kami muter muter ke daerah sekitar kantor pos besar, tapi nggak ketemu juga. Karena itu malam terakhir kami di Jogja dan besoknya sudah ke Semarang, mau nggak mau kudu ketemu, akhirnya suamiku nekad telpon Wisnu di Jakarta yang pasti sudah tidur malam itu :). Akhirnya ketemu juga....seneng bangetttt...

Nah, seingat kami pula, waktu itu porsinya kecil. Kami dulu makan di tempat, pakai piring gitu. Suamiku waktu itu sampai nambah. Kami pikir porsinya kali ini juga masih kecil. Pesanlah kami seorang 2 bungkus. Eh, ternyata setelah dibuka, banyaaaaaaaaaak banget..hiks...dengan berat hati akhirnya ada yang terbuang sia sia. **Maafkan kami yang menyia nyiakan berkat dariMu Tuhan**

Yang berikutnya adalah empek empek bu Kamto. Konon katanya ini empek empek paling enak di Jogja :). Aku belinya yang di daerah Malioboro, pake naik becak, soalnya suamiku mau langsung ke Taman Pintar dengan Cinta. Sementara aku masih perlu mampir Periplus dulu mau ngurus buku yang salah diskon.


Memang aku niat beli empek empek bu Kamto ini buat oleh oleh Mamie dan keluarga cicikku, Eny yang suka sama empek empek dan nggak mau dioleh olehin gudeg, soalnya habis dapat oleh oleh dari mertuanya :)



Kalau rasanya, memang enak sih, deserve dengan harganya yang nggak murah. Tapi agak agak terlalu amis, mungkin karena pakainya ikan asli, nggak banyak campuran tepungnya ya.... Aku hanya suka lenjernya. Sedang Mamie, Eny dan Michael suka kapal selamnya.

Trus, ini yang sebenarnya bukan menu khas Jawa Tengah....yaitu sate ayam. Waktu habis dari Taman Pintar, kami terjebak macet karena ada karnaval 17 Agustusan. Nggak tahan mencium baunya yang sedep banget, dan aku lihat kok daging ayamnya bersih...aku cobain pesen. Satenya kecil kecil, tapi rasanya lumayan. Trus iseng iseng aku ngobrol sama si mbok yang jualan...eh, ternyata dia jawab dengan logat yang sangat familiar buat aku....ternyata dia orang Madura yang mengadu nasib jualan sate Madura di Jogja :D







Sorenya kami jalan ke Semarang. Sampai Semarang sudah malem banget tapi perut laper. Nyari nyari mie Jowo, akhirnya dapat di Stadion, deket gereja Pringgading. Tapi lupa motret mienya. Yang pasti mienya jauh lebih enak dari mie Jowonya pak Pele. Mienya pakai kekian abal abal, yang menurutku khas :)


brandingnya Yamaha Mataram Sakti...hihih....tokonya sapa tuuuuhh....kayaknya kenal nih...


Nah, besoknya setelah di Semarang, kami sempatin makan tahu Pong jalan Gajah Mada. Ini menu wajib kalo aku pulang ke Semarang :). Isinya bisa customized, pilihannya tahu Pong (dipotong kotak kotak), gimbal udang, telur rebus digoreng dan tahu emplek (tahu digoreng utuh trus dipotong potong). Harga per porsi antara Rp 15,000 - Rp 20,000. Biasanya pakai acar lobak, tapi kali ini mungkin habis, jadi hanya pakai acar timun biasa.




Nah, karena di sebelah tahu Pong ini ada orang jualan mie Titee cabang Grajen, aku pesen juga. Tapi aku pesennya bihun Titee. Rasanya? Menurutku enak banget....soale aku seneng...hehehe.. Cuma beda dengan jaman aku masih tinggal di Semarang dulu, sekarang titeenya (kaki babi) dipotong kecil kecil.



Yang terakhir adalah sate kambing (seberang) gereja Blenduk.


Gereja Blenduk yang legendaris..

 
Nama warungnya adalah Sate Kambing 29. Tempatnya sudah kuno banget, sejak aku kecil sudah ada. Dagingnya empuk banget... 1 porsi berisi 5 tusuk, sudah cukup buat sekali makan :)





Bumbunya hanya kecap manis dan merica, sehingga rasa satenya nggak terkontaminasi dengan rasa kacang. Kalau di Surabaya, rata rata sate kambing pake bumbu kacang,kecuali kita request sebelumnya.



Trus karena pengen kuah, aku pesan gule...ternyata gulenya kurang OK..terlalu encer..



Sayang waktu kami di Semarang nggak lama, jadi nggak sempat melepas rindu dengan makanan lain, seperti soto pak Keri, soto Bangkong, sate pak Kempleng, pecel yang setiap hari lewat depan rumah Mamie, Swike, sup  hisit dan bakcangnya pasar gang Baru...aaahhh...pokoknya banyak yang masih belum kebeli. Mungkin Desember kalau libur panjang kami bisa pulang ke Semarang lagi *keep my fingers crossed*.

Wednesday, 8 September 2010

Selamat Idul Fitri



Keluarga Cinta menghaturkan selamat Idul Fitri bagi semua pembaca yang merayakannya.

Semoga Allah selalu menyertai dan melindungi kita.

Sampai bertemu lagi setelah libur Lebaran usai

Frozen Amris buat Mendi


Pesanan terakhir sebelum libur lebaran, datang dari Mendi. Frozen Amris, untuk dibawa pulang ke Semarang sebagai oleh oleh buat Mama tercinta. Ntar sampai Semarang tinggal goreng...

Baru aku buat tadi pagi jam 3, supaya fresh :)

Terimakasih dan selamat menikmati, Mendi, selamat berlibur, Tuhan memberkati Mendi sekeluarga.

Tuesday, 7 September 2010

Orderan Ana



Ini pesanan Ana, teman sekantor yang baru tahu bahwa aku terima pesanan snack setelah membaca detikfood :D. Di kantor aku memang tidak aktif berpromosi. Promosiku  hanya dari mulut ke mulut...

Untuk meetingnya tadi pagi, Ana pesan pastel tutup dan fruit pie. Fruit pienya pakai strawberry, anggur hijau, peach dan kepingan coklat, kali ini bermotif bunga.. :)



Makasih ya, An, mudah mudahan rasanya sesuai selera...

Monday, 6 September 2010

Keju Edam dan Keju Parmesan

Hanya ingin share, barangkali ada yang belum tahu....

Ini adalah yang disebut keju Edam :


Keju Edam berasal dari Belanda. Biasanya bentuknya bulat seperti bola, dibungkus dengan lilin warna merah. Konon keju ini dinamai keju Edam karena pertama kali dibuat di Edam, Belanda. Kalau di TBK (toko bahan kue) sering disebut keju tua. Biasanya kalau membuat Kastengels pakainya keju ini diparut.

Di Surabaya sering orang menyebutnya keju Ayam. Kenapa? Karena ada gambar ayamnya :)




Harganya kalau saat ini Rp 150,000 perkilo. Informasi lebih lanjut di sini




Kalau yang ini keju Parmesan bubuk.... Keju Parmesan berasal dari Parma, Italia. Bentuknya ada yang masih lonjoran ada yang sudah digrated seperti ini. Biasanya buat taburan kalau kita makan spaghetti, pizza, dll. Tapi bisa juga buat campuran kue, terutama kastengels. Dulu kalo makan pizza atau order pizza dari Pizza hut, suka ada keju ini, tapi sekarang nggak ada  :(
Belinya di TBK atau di supermarket. Kalau yang di supermarket sudah dalam tabung.




Harganya sengaja aku pasang, sebagai informasi ya...

Thursday, 2 September 2010

Snack Meeting Meita


Setelah sempat beberapa kali menolak orderan snack meeting dari teman teman kantor karena baking blueku yang cukup parah beberapa bulan terakhir, kemarin aku menerima pesanan Meita ini.

Pesanannya untuk 2  hari, hari pertama (kemarin) seharusnya soes vla dan Amris, sedangkan untuk hari kedua (hari ini) adalah puding tape ketan dan cup cake corned keju.

Untuk Amris, sama sekali tidak ada masalah. Aku sudah menyiapkannya hari Selasa malam lalu masuk chiller. Hari Rabu jam 3 pagi, aku mulai membuat kulit Soes. And you know whatttt ?? Kulit soesnya bantat dengan sempurna !



Seumur umur aku bikin kulit soes, nggak pernah ngalami kejadian seperti ini. Mau bikin ulang nggak punya stock telur...hiks... Sebenarnya masih ada sisa yang belum aku oven, tapi nggak cukup buat memenuhi orderannya Meita. Jadi sisa itu aku masukkan kedalam kulkas aja.

Mau nelpon Meita tentu saja tidak mungkin karena masih jam 4 pagi. Akhirnya aku putuskan sendiri untuk menukar Soes dengan puding tape ketan yang bahannya lengkap.

Sambil ngerjain puding, aku mulai menggoreng Amrisnya. Puji Tuhan semua selesai tepat waktu.Pagi sampai kantor aku langsung telpon Meita, untungnya Meita nggak masalah.






Seharian aku mikir terus....kenapa kulit Soesku bisa seperti itu. Sharing dengan temen temen BBMG Bakul Rumahan, diingetin sama temen temen, barangkali cairannya kebanyakan atau waktu panggangnya kurang. Hmmm....setelah aku ingat ingat, iya bener. Kedua duanya bener..hehehe..

Aku memang punya kebiasaan memilih telur ayam yang besar terutama untuk masak dan bikin Amris, supaya bisa dipotong dengan bagus. Nah, kebiasaan itu kebawa waktu bikin Soes kemarin. Trus pas ngoven, suhunya sudah bener 200 derajat Celcius. Dioven 35 menit sudah tidak ada busanya sama sekali apalagi aku intip dari kaca oven, warnanya sudah keemasan. Aku pikir sudah siap angkat,...ehhh...nggak taunya.......... :D

Tapi nggak papa, walaupun sudah hapal teorinya, tapi kalau belum pernah ngalami sendiri kegagalan yang sering dikeluhkan teman teman kan kurang afdol...**excuse macam apa pula ini..hihih**. Selain itu, ternyata temen temenku pada suka soes bantat ini. Waktu aku bawa ke kantor habis juga.

Trus tadi pagi aku bikin soes lagi, kali ini beli telurnya yang ukuran normal aja. Waktu ngoven juga aku perhatikan benar benar. Dan hasilnya pun mekar...motif spuitnya kelihatan. Isinya vla, atasnya aku kasih DCC dan taburan gula donat.



Setelah selesai dengan soes ini, sisa bahan soes kemarin aku coba panggang...ternyata tetep jelek..heheh...yo wis, buat takjilnya mbak Yanti aja ntar sore.

Pasangan soes ini adalah cup cake corned keju.



Setelah cupcake matang dan dingin, aku olesi mayonese dan taburi keju parut.


Dah kelar..tinggal bikin tagihannya..hihih....

Makasih yo, Meit...