Tuesday, 23 November 2010

Latbar NCC Surabaya : Spicy Fruit Cake & Buttercream


Ini latbar NCC Surabaya kesekian yang aku ikutin....

Berawal dari chit chat di milis NCC khusus Surabaya, yang kalau hari Jumat member dibebaskan mau berbahasa Jawa atau bahasa pasar Atom, dibahaslah acara latbar untuk bulan November 2010 ini. Pertama (kalau nggak salah) materi latbarnya adalah Red Velvet Cake, mentornya mbak Rachmah Setiawati, yang biasa kami sebut mbak R. Nggak tau gimana, akhirnya jadi Spicy Fruit Cake dan Butter Cream :)

Aku menawarkan latbar kali ini diadakan di rumahku saja dan teman teman setuju. Konfirm hari Minggu 21 November 2010 jam 10:00, menyesuaikan dengan jadwal mbak R yang lagi sibuk sibuknya bulan ini. Peserta hanya dibatasi 15 orang, karena keterbatasan tempat :)



Pas hari H, peserta berdatangan, sambil menunggu acara latbar dimulai, teman teman saling ngobrol seru,seolah sudah sering ketemu, padahal sebagian baru pertama kali ketemuan loh. Inilah senangnya berada di komunitas yang sama. Biarpun baru sekali ketemu tapi obrolan nyambung dan nggak jauh jauh dari kuliner, supplier bahan baking, harga yang murah, dll.

Setelah mbak R datang, kami segera mulai dengan bagi bagi resep dan mempersiapkan bahan. Dan ternyata jumlah peserta yang hadir hanya 13 orang karena yang dua orang (Meity dan mbak Yuyun) ada keperluan mendadak.



Dee Risa, Dian Eka, Elfi dan Rita Des yang duduk di dekat mbak R, tanpa diminta membantu beliau mempersiapkan bahan, mengayak tepung, gula, mengocok butter, dll.

Yang lain duduk manis menyimak petunjuk bu guru :)


Setelah sempat mbuang adonan pertama, karena kejatuhan kotoran dari mixer, mbak R membuat 2 adonan lagi sekaligus.

 

Adonan siap dan dicetak dalam loyang cup cake satuan....masuk oven....sambil nunggu cake matang dan dingin, kami makan siang dulu...




Menu potluck yang sempat aku photo adalah :










Selain yang di atas, masih ada beraneka snack, puteri mandi, Amris bawaan mbak R, salad buah bawaan Yuli MH, jus jambu bawaan Dee Risa, jeruk, durian, mangga, semangka, klappertart, japanese Cheese Cake, es puter...hihihi...beberapa  yang terakhir bo'ong ding... Tapi  yang jelas, kemarin bener bener kenyang makan potluck bawaan teman teman.

Habis maksi, mbak R mengajarkan cara membuat butter cream dan cara aplikasinya di atas cupcake. Semua peserta antusias bertanya, dan dijawab dengan sabar oleh bu Guru. Tapi ternyata banyak banget pertanyaan, sampai sampai mbak R menghentikan proses mixing butter creamnya dan bertanya : "Bentar..bentar...emangnya selama ini kalian kalo bikin butter cream bagaimana ?" Qiqiqiqi...ketahuan kalo sebagian besar suka beli jadi aja butter creamnya...



Sementara itu para volunteer membungkusi left over potluck untuk nantinya dibagikan kepada semua peserta...

Mbak R mengajari kami membuat bunga mawar dan swirl dari butter cream....teman teman pada praktek...



dan ini hasilnya,setelah diberi hiasan dari white chocolate....manis kan?



Demo selesai, sudah makan kenyang, tinggal sawerannya... :)


Lalu sebelum pulang kami photo photoan dulu....as usual..

Fabia, mbak R, Dian Eka


Sekitar jam 15:00 latbar yang seru dan sangat bermanfaat ini selesai. Terimakasih, teman teman, acara ini tidak mungkin berlangsung tanpa partisipasi aktif dari kalian semua : mbak Rachmah, Shirley sang motor, Hepi, Dian Eka, Rita Des, Fabia, Yuli MH, Dee Risa,Mia, Elfi, Didin , Fony dan tidak ketinggalan Puteri, gadis kecilnya mbak R yang sudah jago pegang kamera.

Sampai ketemu di latbar latbar NCC Surabaya berikutnya ya...

Oiya, soal rasa Spicy Fruit Cake nya mbak Rachmah, hanya ada satu kata : luar biasa.... :D


Saturday, 20 November 2010

KBB # 20 : Biskuit Tradisional - Kue Bangket, 1 resep 4 rasa






Tantangan KBB ke 20 kali ini adalah membuat biskuit tradisional, tepatnya bikin kue Bangket.


Ada yang menyebutnya kue Bangket, ada yang bilang kue Bangkit...semuanya benar. Kue Bangkit menurut kisahnya berasal dari Riau. Dan aku sama sekali nggak pernah tau seperti apa kue Bangkit ini. Waktu ngobrol dengan teman teman milis yang dari Jatim juga pada nggak ngerti, tapi setelah aku bikin sendiri, baru aku tahu...ternyata kue ini adalah kue Semprit kalau aku bilang :)

Event KBB ini bersamaan dengan Event di NCC,sama sama bikin kue Bangket. Kalau di NCC disebutnya Bangket Week. Karena itu banyak resep yang bertebaran di milis NCC.




Resep yang aku bikin kali ini adalah berdasarkan resep Bangket Susu milik Nadrah, NCC. yang kemudian aku modifikasi menjadi 3 rasa baru.

Bahannya mudah saja, yakni :

500 gr tepung sagu
150 gr gula halus
100 gr margarine
75 gr susu kental manis
2 lembar daun pandan



Cara membuatnya :

1. Sangrai tepung sagu bersama daun pandan dengan api sedang sampai daun pandan kering (kurleb 15 - 20 menit) sampai tepung sagunya kelihatan seperti "melayang"



2. Buang daun pandannya dan campur semua bahan lain


3. Cetak dengan menggunakan cetakan satru, praline, cookies cutter atau cetakan apa saja dengan bentuk suka suka..Kalau pada saat dicetak adonan masih terlalu 'mawur', tambahkan 25gr margarine. Kalau masih susah dibentuk, tambah 25 gr margarine lagi. Kalau masih mawur jugaaaa...berarti ada yang nggak beres, karena waktu aku bikin kemarin nggak perlu nambah margarine lagi sudah langsung bisa dicetak dengan baik :)
Waktu memasukkan adonan ke dalam cetakan, tekan dengan kuat sehingga bentuknya padat. Ketukkan cetakan di atas meja atau langsung ke atas loyang yang telah dialasi kertas roti.




4. Panggang dalam oven dengan suhu 140 derajat Celcius selama 15 - 20 menit




Waktu aku bikin kemarin, sengaja memanggangnya sedikti demi sedikit dalam oven kecil saja, jadi begitu batch pertama matang, aku cicipin dulu. Dan aku pikir bakalan seru kalau ada beberapa rasa dalam kue ini. Jadi sisa adonan aku bagi 3, dan masing masing aku beri tambahan rasa. Yang petama aku tambahkan 1 sdm Mochaccino, kedua aku tambahkan 1/2 sdt jahe bubuk dan yang ketiga aku campur dengan parutan keju.





Tunggu setelah kue benar benar dingin baru diangkat dari loyang dan dimasukkan ke dalam toples.



Karena kemarin aku cetak kuenya dengan berbagai macam ukuran, matangnya jadi nggak rata juga. Tapi berdasarkan pengamatanku, kue Bangkit yang sudah matang berwarna butek, sedangkan yang belum matang masih ada warna transparantnya.



Hasil kue Bangketku, yang campuran Mochaccino dan keju berwarna agak gelap, sedangkan yang ada campuran jahe bubuk dan tanpa campuran berwarna putih.



Kalau rasanya, menurutku enak, namun agak terlalu manis, jadi kalau bikin lagi aku akan kurangi pemakaian gulanya. Yang paling enak adalah yang ada campuran kejunya, karena rasa kejunya kletis kletis dan membuat kue ini tidak enegh :)




Demikian tugas KBB #20 sudah selesai aku buat dan pada saat yang bersamaan  bisa ikut event Bangket Week NCC. Terimakasih Nadrah untuk resep Bangket Susunya :). Dan ini tanda lulusnya...legaaaa.. :D


Friday, 19 November 2010

Rucuh Mangga


Musim mangga di Probolinggo, kampung halaman suamiku adalah saat yang sangat menyenangkan, karena kota ini terkenal dengan hasil mangganya.

Sepanjang jalan dari Ngopak  ke Probolinggo banyak sekali penjual beraneka macam mangga di pinggir jalan dengan harga yang cukup murah.

Mangga yang paling banyak dijual adalah mangga Manalagi dan Gadung (kalau di Jawa Tengah disebutnya Arum Manis). Kalau lagi musim, sekilo bisa dihargai hanya Rp 2,000 !
Namun tetap kita harus tahu bagaimana cara memilih mangga yang benar benar sudah tua.

Tapi kalau ke Probolinggo, aku hampir tidak pernah beli mangga, kecuali ada teman atau saudara yang nitip, karena di depan rumah keluarga suamiku ada 2 pohon mangga Manalagi besar, yang kalau lagi berbuah dengan baik dan benar, bisa sampai berlimpah limpah. Sayangnya musim mangga kali ini tidak terlalu bagus karena jatuhnya hujan.  

Beberapa waktu yang lalu, ketika aku ke sana, buahnya belum semuanya tua, kalau toh ada yang matang, sebagian besar rusak di dalamnya. Siang itu,daripada nganggur nunggu kakak iparku yang sedang arisan, aku iseng suruh si Yuk untuk mengambil beberapa butir mangga. Si Yuk rupanya kesenengan disuruh ambil mangga, walaupun sudah dapat banyak, dia masih terus aja nyari dan karena galahnya nggak pakai selongsong di atasnya, kadang mangga yang masih mudapun ikutan jatuh :)

Ketika kakak iparku pulang, dia bilang bahwa suaminya beliin mangga Gadung yang suluhan (masak di pohon) buat kami, khususnya aku, karena suamiku nggak suka mangga selain mangga Manalagi. Hihihi...jadi malu hati.... 

Tapi karena kakak iparku dan anak sulungnya juga suka mangga mengkal, seneng seneng aja melihat mangga hasil kerja si Yuk. Jadi mangga yang sudah tua tapi belum matang,kami makan begitu saja atau dengan cocolan bumbu garam, terasi  dan ulekan cabe rawit,sedangkan yang masih bener bener muda aku buat rucuh mangga kesukaanku.



Beberapa mangga yang ada di atas genting, bentuknya aneh, bagian bawahnya hampir persegi,tapi jadinya daging buahnya tebal banget.

Nah, soal rucuh mangga tadi, sebenarnya adalah manisan atau asinan mangga. Kenapa namanya jadi rucuh mangga? nggak tahu, temen temenku yang kasih nama... :D

Cara membuatnya gampang kok..

Mangga muda diiris tipis (aku pakai slicer supaya tebal tipisnya sama), lalu diremas remas dengan garam, cuci bersih, taruh di wadah,lalu beri gula pasir dan sedikit cuka supaya rasanya lebih menggigit. Kalau suka, beri potongan cabe rawit, aduk rata, simpan semalam di kulkas. Besoknya keluar airnya. Rasanya suegerrrr...makin lama makin enak karena cukanya makin meresap.







Ciri ciri mangga yang sudah tua adalah bagian bawahnya tidak lancip lagi tapi sudah membulat. Tempat bekas tangkai berlubang dan bintik bintik di kulitnya sudah besar dan jelas. Kalau mangga Manalagi, di bagian bawahnya ada sedikit garis hitam dan tentu saja yang sudah wangi. Khusus mangga Manalagi yang sudah tua, kalau di belah, di bagian dalam ada bintik bintik coklatnya. Makin matang, makin banyak bintik bintiknya....kadang orang yang tidak tahu malah mengira busuk :)

 


yang kecil mangga Manalagi, yang gede mangga Gadung (Arum manis)


**Jadi kangen rumah Mamie di Semarang yang pohon mangga Arum Manisnya juga lagi rajin berbuah sekarang... Kalau matang,walaupun masih keras, warnanya orange tua dan manisnya bukan main, sampai kalau lagi musim mangga pasti identik musim jerawat juga :D. Sayangnya nggak bisa dicangkok, mungkin karena pohonnya sudah terlalu tua**



Monday, 15 November 2010

Memanfaatkan putih telur yang berlebih...



Sekedar tips buat yang sering kelebihan putih telur di rumah, biasanya kalau habis baking cake yang cuma perlu kuningnya.

Putih telur bisa di buat campuran masakan, selain dibuat cake tertentu yang hanya pakai putih telur saja di resepnya.

Kali ini sisa putih telur aku buat campuran sup. Caranya mudah saja, masukkan putih telur dalam plastik tahan panas, lalu kukus selama kurleb 30 menit (jangan terlalu lama, kalau kelamaan jadi keras).

Pada saat mengukus, ketika telur sudah hampir matang, seringkali plastiknya menggelembung, jadi tusuk saja ujung yang menggelembung itu dengan tusuk gigi bersih, supaya udara keluar dan plastik tidak pecah.



Setelah matang, iris putih telur setebal kurleb 1 cm, lalu cetak dengan cookie cutter dengan bentuk sesuai selera. Masukkan putih telur yang sudah dicetak ini ke dalam masakan yang kita buat. Bisa sup, soto, bakmoy, oseng oseng, dll.

Kelebihannya, selain bentuknya lucu dan rasanya yang enak adalah kuah tetap bening, karena nggak ada kuning telurnya, dan anak anak pasti suka - paling tidak anakku suka, karena dia sampai saat ini belum doyan makan kuning telur rebus :)



Semoga bermanfaat :)

Pastupnya Ningsih


Pastel tutup pesanan Ningsih, teman kantor, hari Jumat 12 November kemarin. Untuk isiannya aku tambahkan hamworst (selain ayam, sosis dan smoked beef).

Terimakasih, Ningsih,semoga cocok dengan rasanya ya :)

Wednesday, 10 November 2010

My daughter's belated birthday cake :)


Seperti yang sering menjadi seloroh di kalangan bakul kue....seringkali anak bakul kue malah tidak punya birthday cake... :D

Dan ini hampir terjadi pada anakku, Kidung Cinta Andjani yang ultah ketujuh pada tangal 18 Oktober 2010.

Namun akhirnya dia bisa potong kue ultah, bonus boleh ikutan menghiasnya walaupun terlambat 3 minggu.


Cakenya Devils Food Cake resep NCC dan dicover pakai ganache dan edible image. Cerita detailnya di sini.



Selamat ulang tahun, Nak, doa dan kasih kami selalu mengiringi langkahmu....

Thursday, 4 November 2010

Kering Tempe My Way... :)


Aku bukan penggemar tahu ataupun tempe....terutama kalau tempe cuma digoreng dengan sedikit garam..apalagi dicemplungin ke dalam sayur...uuuggghhh...gak banget...

Tapi kalau tempe dimasak kering begini, aku suka, tapi harus yang bener bener enak. Dan selama ini, menurutku, kering tempe yang paling enak adalah buatan Mamieku. Tempenya empuk (tempe Semarang memang tidak sepadat tempe Jawa Timur), bumbunya merasuk, dan legit. Biasanya Mamie masak kering tempe sebagai pendamping sayur lodeh.... Di beberapa pasar tradisionil di Semarang, kering tempe ini dibuat sebagai pendamping ketan (ketan diberi parutan kelapa dan kering tempe ini...rasanya cocok banget)

Yang aku perhatikan dari kering tempe buatan orang orang, kebanyakan tidak memakai santan, sedangkan kering tempe Mamie pakai, jadi tambah enak. Tapi  beda kering tempe beliau dan kering tempeku adalah...aku tidak pakai lengkuas dan daun salam. Karena dua bahan itu membuat masakan kerasa 'nJawani dan seperti yang pernah aku bilang, kalau makin sering dihangatkan, rasanya makin dominan. Eh, ada satu bahan yang Mamie pakai tapi aku nggak pakai, karena lagi nggak punya stock, yaitu udang kecil kupas.

Nah, tadi pagi aku sempat masak ini dan sekarang aku share resep kering tempe a la Keluarga Cinta. Buat cici,adik dan keponakanku, ingat  ya, kalau pengen persis masakan Mak Kiem, nggak pake tomat, tapi ditambah lengkuas gecek, daun salam, udang dan sedikit gula Jawa (secuil aja, asal ada, biar sedep kata Mak)...

Bahan :

2 papan tempe, potong kotak kecil
5 bawang merah,rajang tipis
4 bawang putih, rajang tipis
5 cabe rawit atau sesuai selera
2 cabe merah besar iris miring atau kotak kotak
1 tomat merah besar, potong potong
1 gelas air (kalau tempenya keras, pakai 2 gelas air)
50 ml santan kental siap pakai
4 sdm kecap manis (nggak pernah ketinggalan ! :D)
1 sdt garam

Cara membuat :

Goreng tempe setengah matang, sisihkan
Tumis bawang putih dan bawang merah sampai harum
Masukkan cabe dan tomat, tumis sampai layu
Masukkan tempe, aduk sebentar
Tambahkan kecap manis, aduk rata
Masukkan air, santan dan garam
Masak sampai mengering sambil diaduk aduk
Sajikan...



Note : cara menghangatkan bisa dikukus, atau pakai wajan langsung. Kalau pakai wajan langsung, harus ditambahkan sedikit air lagi supaya tidak gosong...

Pleks Gathering, 29 Oktober 2010




Setelah lama tidak pernah bisa ketemuan, karena kesibukan masing masing, baik di kantor maupun di keluarga, hari Jumat 29 Oktober 2010 kemarin Pleks ketemuan lagi. Sayangnya Nancy berhalangan, jadi hanya kami bertujuh yang bisa berkumpul di Bon Cafe, Gubeng. Inipun membutuhkan niat dan tekat yang kuat supaya bisa terlaksana. Karena tiga orang dari kami sudah mempunyai usaha di luar kantor, sedangkan Yuni selama berhari hari bekerja di Sukorejo dan sore itu bela belain dari Sukorejo ke Gubeng, sedangkan Arini seharian meeting sampai malam...tapi appointment ini tidak boleh ditunda lagi, karenaaa, bakalan susah nyari waktu lagi. Secara kami yang sekantor aja jarang banget bisa makan siang barengan....




Acara gathering kali ini adalah acara traktiran ultah Dewi (13 January 2010) dan farewellnya Lala yang sekarang jadi bakul emas :).

Kami sampai di Bon Cafe hampir bersamaan. Acara pertama, cipika cipiki, cerita ringan ringan tentang perkembangan kantor...mungkin kedengaran membosankan bagi yang sudah tidak ngantor lagi, tapi toh mereka tetap sabar mengikuti..


Acara kedua, pesan makanan, trus makan dengan anteng...nggak banyak suara...ketahuan kalau pada kelaparan...:)

Karena susunan dudukku di pojok, agak susah memotret menu pesanan Pleks yang lain, jadi yang sempat aku photo hanya pesananku saja...


Sup Thom Yam  yang rasanya standard saja...



Dan tenderloin steak (atau sirloin ya? lupaaa...) yang dibalut dengan ham..kalau yang ini rasanya OK :)

Makan selesai, mulai ngobrol rame.....makin malam,suara makin keras, makin banyak ketawanya, sampe kadang sungkan juga dengan pengunjung di sekitar kami, karena ruangan Bon Cafe Gubeng memang tidak terlalu luas.. Bahasan serius, bahasan santai, gojlok menggojlok, seperti biasalah... Yang duduknya di pojok kadang nggak denger apa yang lagi dibahas,jadi musti colek colek sebelahnya, minta diceritain ulang :D


 
 


Tanpa terasa sudah jam 9 malam lebih....HP dan BB dari keluarga sudah mulai bunyi, tanda waktunya balik ke pelukan mereka. Sebelum pulang, foto lagi...yang njepret Veve, anak Dewi yang ikut hadir malam itu.



Makasih Lala dan Dewi, dan sampai ketemu dalam Pleks Gathering berikutnya (yang besar kemungkinan baru tahun depan bisa terlaksana..:D)