Buat yang masih penasaran cara membuat choco curl, alias coklat mlungker mlungker yang seperti kuncup bunga, ini aku upload video cara membuatnya.
Video ini aku rekam pada saat ikut kursus cake international yang diadakan oleh NCC di Arvian Surabaya beberapa waktu yang lalu. Tangan cantik yang memeragakannya adalah tangan ibu Guru Riana.
Perhatikan cara menyerutnya ya. Gerakannya tidak terlalu ngotot tapi juga tidak terlalu lemas. Coklat blok yang dipakai harus memiliki suhu yang pas, tidak terlalu lunak (karena hasilnya akan tebal) atau terlalu keras (karena hasilnya akan pecah pecah). Kalau coklatnya sudah terlalu lunak, simpan sebentar di ruang ber AC. Setelah si kruwel jadi, bisa disimpan di kulkas untuk dipakai sewaktu waktu. Alat yang dipakai, dalam video ini Riana memakai alat yang benar, tapi kalau kita tidak punya bisa pakai alat pembuat cocktail yang dari plastik.
Untuk upload video ini aku sudah mendapat ijin dari bu Fatmah selaku pengajar ya...
Semoga bermanfaat buat teman teman semua.
Saturday, 26 December 2009
Monday, 21 December 2009
Our glass of life is full now...
As the Christmas time is only a few days away…
as the year approaches its end....
and as we are counting down to the new year…
let me take a little time to wish you all :
have the merriest Christmas
and the most prosperous new year in your lives, my friends.
enjoy your holiday,
be happy with your family and darling ones…
stay healthy,
stay tough,
don’t forget to say little vespers,
and thank Him for every single thing happened to you during this year,
He let our glass of life full with happiness, laughters, tears , pain, accomplishments, and failures
to teach us to still be grateful even things did not come out right as we expected,
for each dust falls on earth for a reason.
Thank you for being my friends, I’ll see you again next year.
Good bless you all.
Sup Thom Yam a la Keluarga Cinta
Minggu lalu adalah wedding anniversaryku. Seharusnya aku membuat makanan atau kue yang special, tapi rasanya nggak ada motivasi yang cukup kuat untuk aku mengeluarkan mixer, dan peralatan masak lain, mau nyentuh oven aja males. Maklum, sejak si mbak pergi, acara memasak setiap hari menjadi kewajiban buatku, dan, as usual, buat aku segala sesuatu yang sudah menjadi kewajiban menghilangkan separoh dari kenikmatan…hehe…maklum aku ini orang yang kadang masih angin anginan…kecuali kalau ngerjain pesanan dari orang lain, lho.... Kalau ini sih, apapun kondisinya tetap semangat.
Sampai di sana, melihat ada udang yang besar besar dan segar, kerang batik,jamur merang dan sayur sayuran segar lainnya. Wis, langsung aku putuskan bikin soup Thom Yam dan Cap Cay aja. Kebetulan keluarga Bunda (yang wedding anniversarynya selisih 2 hari saja dari kami) juga akan datang dari Probolinggo ke Surabaya, dan mereka suka sekali dua jenis masakan ini.
Sebagai ganti cake, kami beli sukun Jogja yang enak banget dan dibumbui gurih trus digoreng aja..….wedding anniversary dengan hidangan seadanya deh.. Cinta yang berhari hari minta dibuatin black forest juga setuju kalau cakenya diganti sukun. Ah, anakku memang penuh pengertian....tau aja kalo Maknya lagi nggak mood :)
Nah, untuk sup Thom Yamnya, aku buat a la Keluarga Cinta aja, yang simpel tapi enak. Ini resepnya :
Kerang (kali ini aku pakai kerang batik) cuci bersih, sampai tidak ada pasirnya
Jamur merang, cuci bersih, potong potong bila perlu
500 gr Ayam, potong sesuai selera (yang enak sih bagian yang bertulang)
2 batang serai ambil bagian putihnya,memarkan, potong serong jangan terlalu kecil
3 sdm saus sambal botolan
3 butir jeruk nipis ambil airnya (boleh ditambah kalau ingin lebih asam)
4 lembar daun jeruk purut buang tulang daunnya
beberapa lembar daun ketumbar
5 sdm kecap ikan
2 sdm Kaldu ayam bubuk (chicken powder)
3 sdm Gula pasir
Cabe rawit utuh
Cara memasak :
- Rebus kerang, buang airnya, sisihkan
- Cuci bersih kepala udang, rebus dengan air sampai air berwarna merah, saring sambil dipenyet penyet, ambil airnya
- Rebus kembali air udang sampai mendidih, masukkan serai, daun jeruk purut, daun ketumbar, kaldu bubuk, kecap ikan dan semua bumbu bumbu. Masak sampai wangi dan berwarna merah, cicipi rasanya. Rasa sup Thom Yam harus wangi (karena serai, daun jeruk dan dauh ketumbar), manis, pedes dan asam (karena jeruk nipisnya) dan berkuah banyak. Kemarin hasil akhir supku, kuahnya +/- 1,5 liter.
- Masukkan ayam,masak sampai matang dan empuk.
- Tambahkan jamur merang dan cabe rawit.
- Terakhir masukkan kerang dan udangnya. Jangan memasak udang terlalu lama karena akan menciut alias mengecil :)
- Sajikan panas.
note :
Beberapa orang menambahkan fillet ikan kedalam sup ini, tapi aku nggak suka, soalnya gampang hancur :)
Ada juga yang menambahkan laos dan jahe, aku juga nggak suka, soalnya rasanya jadi seperti jamu, but it's all about taste, feel free to add or to omit
Macaroni Schotel untuk ultah Ulik & Henny
Pesanan ini dipakai untuk acara shared birthday treat antara Ulik dan Henny tanggal 15 December 2009 lalu di kantor. Mintanya loyang besar, soalnya seruangan banyak orang. Pesannya, yang banyak smoked beef, keju dan sosisnya..hehehe... kasihhhhh !!!.....buat kalian apa sih yang enggak..
Selamat ulang tahun, Gals...love you all..
Monday, 7 December 2009
Donat untuk Cintaku
Sudah lama janji sama Cinta untuk membuatkan donat. Baru terlaksana hari Minggu kemarin. Biasanya aku buatin Cinta donat pakai resepnya Sisca Soewitomo, donat kentang NCC atau pakai resep roti empuknya bu Fat. Semuanya dia suka, karena donat memang kue favoritenya, dari bahan apa saja, pakai resep mana saja yang penting tengahnya bolong dan siraman coklatnya berlimpah limpah..hehehe...
Nah, untuk kali ini aku pengen nyoba resep donat a-la J-Co yang pakai bikin biang dulu. Kalau nggak salah sih ini resepnya Vivi Liong....mohon maaf kalau ternyata salah ya..karena aku search di internet dan resepnya sama semua tapi nggak ada sumber aslinya....m(- -)m.
Alasan kenapa aku niat banget nyobain yang a la J-Co, karena 2 minggu lalu, waktu aku ajak ke PTC (Pakuwon Trade Center) , Cinta minta dibeliin donat J-Co dan dari 6 potong yang aku beli, empat setengah potong masuk keperutnya yang endut, separo buat Babanya...sisain 1 buat Mamienya, itu juga karena Cinta nggak suka topping keju :). Dengan nyoba resep ini aku berharap, berangan,berandai, siapa tahu, barangkali..rasanya memang bisa mirip banget dengan J-Co biar nggak sering sering beli...alias cut cost gitu....
Ini resepnya ....yang aku buat kemarin hanya 1/4 resep, hasil jadinya 15 potong.
Bahan A:
- 850 gr tepung terigu cakra kembar/komachi
- 30 gram ragi instan
- 10 gr garam
- 600 ml air matang (suhu ruang aja)
Bahan B:
- 200 gr tepung terigu cakra kembar/komachi
- 10 gr garam
- 60 gr susu bubuk full cream
- 125 gr gula pasir
- 100 gr telur ayam(2 butir)
- 125 gr mentega putih/shortening
Cara Membuat
1. Uleni bahan A hingga rata lalu tutup dan istirahatkan selama 90 menit. Pakai tangan aja ya. Ini akan jadi biang donat. Jangan kuatir, bentuknya memang lengket banget.
2. Campur adonan A dengan bahan B lalu uleni hingga kalis selama 10 menit. Kalau ini aku pakai mixer...gak sanggup kalo pake tangan :D. Tutup plastik dan diamkan selama 15 menit.
3. Taburi meja dengan terigu yang banyak. Gilas tipis adonan setebal kurang lebih 1 cm, diamkan 10 menit lalu cetak dengan cetakan bentuk donat, diamkan lagi selama 10 menit
4. Goreng donat dalam minyak padat dengan api kecil saja hingga berwarna kuning kecokelatan, angkat dan tiriskan - aku goreng pakai minyak biasa
5. Setelah dingin, beri topping sesuai selera.
Agak susah membentuk adonannya karena lengket banget. Dan karena aku nggak sabaran, jadi bentuknya agak mecotot gitu deh...
Setelah digoreng, bentuknya memang bisa dibilang mirip J-Co, tipis, lembut dan agak kapes kapes....tapi kalau soal rasa, jujur aku bilang nggak mirip sama sekali. Bukannya nggak enak...enak sih, cuma nggak mirip rasanya J-Co, wangi khasnya itu loh yang nggak ada. Mungkin musti ditambah flavour apa gitu... atau menggorengnya kudu pakai minyak padat sesuai resep. Padahal minyak padat katanya nggak baik buat kesehatan....hmm....jadi bingung...
Anyway, Cinta seneng banget sama donat buatanku ini. Seperti biasa toppingnya DCC yang banyak. Aku makan yang pakai taburan gula donat aja.
Pastel tutup pesanan Nina
Jumat sore nggarap pesanan pastel tutupnya Nina yang diorder online. Nina minta pastel tutup dengan rasa original (maksudnya nggak pakai keju :D)
Pesanannya diambil di rumahku....yang ternyata menurut Nina agak susah ketemu karena nggak ada nomornya...hihih....sebenarnya ada sih nomor rumahnya, cuma di teras yang lampunya kurang terang. Sorry kalau kerepotan ya, Nin.
Terimakasih Nina, semoga Nina sekeluarga menikmati pastel tutupnya...
Buah Tempayang ampuh untuk panas dalam...
Sekali kali posting resep obat, ah... :)
Ini adalah buah tempayang yang kadang disebut juga tempoyang, merpayang, kembang semangkok batu, atau kalau di toko obat China diberi nama beng ta hai (phung tha lai).
Bentuknya seperti buah melinjo tapi sudah dikeringkan.
Aku lebih suka menyebutnya beng ta hai. Fungsi beng ta hai yang terutama adalah menyembuhkan panas dalam, sakit tenggorokan dan batuk. Namun konon kabarnya juga bisa menyembuhkan sakit ambeien.
Cara mengkonsumsinya, ambil 4 - 5 butir beng ta hai,cuci sebentar agar pasir dan kotoran hilang lalu sedu / rendam dengan 1 gelas air mendidih, biarkan dia mekar. Air akan berwarna kecoklatan.
Setelah beng ta hai mekar sempurna, minum airnya. Minum 3 kali sehari. Biasanya kalau sakit tenggorokan atau sariawan yang nggak parah parah banget, 2 kali minum saja sudah sembuh total.
Gambar di atas adalah beng ta hai yang sudah mekar (dan siap untuk dibuang :D), bentuknya seperti jelly dengan biji di tengahnya. Rasa airnya akan seperti air tanah, tapi beneran, ampuh banget...kalau terpaksa boleh di tambah sedikit madu. Ingat ya, setiap kali mau minum, pakai beng ta hai yang masih baru, bukan yang sudah mekar.
Terakhir beli harganya Rp 90,000/500 gram di Ban Seng Tong Surabaya. Aku biasa nyetok di rumah, karena bentuknya kering jadi tahan lama.
Monday, 30 November 2009
Krengsengan kambing a la Keluarga Cinta
Hari Sabtu kemarin dapat kiriman daging kambing dari Yanti, asisten rumah tanggaku yang kost di belakang perumahan kami. Dia dapat bagian dari masjid di dekat rumahnya yang memotong kambing pada hari Idul Adha yang diperingati hari Jumat 27 November 2009. Karena Yanti dan suaminya nggak suka kambing, maka dibawalah 1 kresek daging dan jerohan itu kerumahku.
Daging kambingnya sebagian masih aku simpan untuk dibuat sate dan tongseng ntar kalau sempat dan kalau sudah punya arang…:D. Sebagian lagi aku masak krengsengan. Pengen aku masak gule juga, tapi Pok suamiku nggak suka gule, daripada sudah repot masak harus menghabiskan sendiri, mending aku buat yang dia suka aja... :DUntuk resep krengsengannya, aku pakai resep berikut :
500 gr daging / tetelan kambing
7 bawang merah
5 bawang putih
3 cabe rawit
1/2 sdt merica bulat
1/3 sdt ketumbar
1 ruas jahe
1 sdm petis udang
4 sdm kecap manis
1 sdm gula pasir
Air secukupnya
2 buah tomat potong potong
Cabe rawit utuh sesuai selera
Minyak untuk menumis
Cara membuat :
Haluskan bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, cabe rawit dan jahe
Tumis bumbu halus sampai harum
Masukkan daging kambing, aduk sampai berubah warna
Masukkan kecap manis dan air, masak sampai daging empuk
Tambahkan petis udang, gula pasir, tomat, cabe rawit utuh dan garam kalau masih kurang asin
Masak lagi sampai air tinggal sedikit
Sajikan dengan nasi putih panas
Kemarin petis yang aku pakai sudah asin, jadi aku tidak menambahkan garam lagi. Petis masuk terakhir, karena kalau masuk di awal akan membuat masakan cepat gosong. Kalau tidak mau memasak terlalu lama, daging kambing bisa dipresto dulu sampai setengah empuk.
Sedikit cerita di luar kuliner : Yang aku kagumi di tempat tinggal Yanti adalah semua warga diminta untuk iuran bulanan sekitar Rp 10,000 - Rp 15,000, yang pada hari Idul Adha tahun berikutnya dibelikan kambing (dan sapi kalau uangnya cukup). Lalu seminggu sebelum Idul Adha, para warga itu mendapat kupon dan pada harinya nanti ada tukang becak yang keliling dari rumah kerumah membagikan jatah dan mengambil kembali kupon. Sangat well organized, orang orang tidak perlu berdesakan ngantri untuk ambil daging dan sering membuat keributan kalau tidak dapat bagian atau bahkan celaka karena masing masing berebut tidak sabar menunggu giliran.
Oleh oleh Bakpao Telo dari Naomi & Ananta
Sabtu lalu kami kedatangan tamu,Ananta, putera ibu Yustina Pranowo, dan calon istrinya Naomi. Mereka baru pulang dari Malang dalam rangka liburan dan menyempatkan diri mengunjungi kami.
Naomi dan Ananta (yang dipanggil Didik) membawa oleh oleh bakpao telo. Di Jawa Timur, bakpao yang aslinya dari Lawang (dekat Malang) ini cukup terkenal. Terbuat dari tepung ketela dengan isian coklat, kacang hijau dan ragout. Bakpao telo ini memiliki warna warni yang tidak biasa untuk bakpao, yakni ungu, hijau dan kuning. Cinta yang tidak suka bakpao aja sampai tertarik untuk memakannya karena warnanya yang unik itu.
Rasa bakpaonya sendiri menurut aku, enak....kulitnya lembut dan legit, cocok untuk bakpao dengan isian manis. Tapi kalau isiannya gurih agak kurang cocok. Mungkin karena tepung ketela sendiri sudah manis. Dan cukup tahan lama, dua hari di luar kulkas (karena suamiku lupa nyimpan) masih tetap lembut dan tidak basi.
Bakpao telo dijual juga di beberapa supermarket di Surabaya, tapi asli, baru sekali ini aku makan, itu juga karena oleh oleh..hehehe... Kemarin oleh Naomi aku ditawarin juga mie kering dari bahan telo yang berwarna warni juga, tapi aku nggak 'tega' mau makannya, bukan apa apa, buat aku mie yang berwarna warni kok rasanya aneh...pernah makan mie hijau dari bayam dan sayur sayuran, tapi aku nggak suka biar kata menyehatkan badan..... :)
Naomi & Cinta
Naomi & Didik, terimakasih oleh oleh bakpaonya, kalau bukan kalian bawain, sampai sekarang kami sekeluarga masih belum pernah makan bakpao telo... :)
Sunday, 29 November 2009
Tantangan KBB # 14 - White Bread
Aku jatuh cinta dengan KBB karena waktu blogwalking ke blog mbak Arfi hampir 2 tahun lalu. Waktu itu cuma bisa mengagumi resep, tantangan dan photo photo yang termuat di blog KBB, tanpa ada keinginan untuk mendaftar karena minder alias tidak percaya diri.
Makin kesini, makin tertarik untuk bergabung dengan milisnya. Coba coba daftar. Ternyata direject karena milis hanya ditujukan bagi member :) Wah…ya langsung saja aku daftar sebagai member. Sementara masih di waiting list karena masih penuh.
Nunggu lama sambil harap harap cemas, hampir setiap hari aku kunjungi blognya. Lama lama, karena kesibukan, aku jarang buka lagi. Eh….tanggal 21 October 2008 pagi pas buka blog KBB, ternyata ada pengumuman bagi mereka yang ada di waiting list, kalau mau gabung, harus reconfirm paling lambat tanggal 20 October. Gubrak !! Telaaaaaaat….langsung pengen nangis… Mata pedes, tapi pikiran bisa diajak berpikir tenang… langsung kirim email ke mbak Arfi, berharap mudah mudahan masih ada kesempatan, bahkan masuk waiting list lagipun rela asal nggak dicoret selamanya.
Tunggu lagi beberapa hari, ternyata akhirnya diterima juga. Huhuy….makasih mbak Arfi !! Dan, tanggal 28 October akhirnya terima ‘surat tjintah’ku yang pertama, dengan tantangan bikin White Bread pakai Baker’s Percentage….
Resep aku print, bawa kemana mana, baca dan pelajari berulang ulang, terutama soal baker’s percentage itu….sambil ngumpulin ‘nyawa’. Kertas jadi lecek dan penuh coretan pengalaman teman teman yang sudah praktek.
Weekend kemarin, sudah aku putuskan untuk coba bikin, mumpung lagi nggak sibuk dan mumpung masih panjang waktunya, supaya kalau gagal masih ada kesempatan ngulang. Hari Sabtu waktu chat dengan mbak Eny Ungu di YM aku tanya tanya dan beliau dengan sangat sangat baik menjelaskan hal hal yang aku masih belum ‘mudeng’.
Aslinya tergoda juga untuk menambahkan bread softener, ragi dan gula. Karena biasanya, kalau aku buat roti, untuk tepung 500gr, aku pakai 1 bungkus ragi instant yang beratnya 11gr dan gulanya agak banyakan. Yang ini kok cuma 5 gr saja. Kuatir nggak ngembang. Tapi, dari hasil konsultasi dengan mbak Eny, akhirnya aku putuskan untuk bener bener nurut sama resepnya kecuali untuk garam yang aku kurangi hanya 5 gr dan air yang aku pakai hanya 215cc saja.
Mengingat waktu proofingnya agak lama, hari Minggu, sengaja bangun pagi pagi dan menyiapkan semua bahan. Mulai buat adonan, proofing pertama, shaping, proofing kedua, baking…ternyata berhasil..wahhh…senengnya. Rotinya menul menul.
Setelah matang langsung olesi dengan margarine. Hangat hangat dinikmati orang serumah, semua bilang enak ….sisanya setelah dingin aku masukkan ke tempat kedap udara. Tadi pagi aku makan lagi, ternyata malah tambah lembut.
White Bread, variation 1
Source: The Bread Baker’s Apprentice by Peter Reinhart, 2001, page 265-267
Resepnya sudah ada di blog KBB, aku hanya posting bahan yang aku pakai dan methodnya saja. Dalam resep ini aku memakai 5x Baker's Percentage, jadi semua dikalikan lima kecuali garam yang hanya aku pakai 5 gr saja dan airnya aku hanya pakai 215ml, karena ternyata sudah cukup. Di 'method', yang tambahan dari aku adalah yang bold dan italic.
Bahan :
5 gr Salt (resep asli 9 gr)
38.5 gr Granulated sugar
40 gr Powdered milk (Dried Milk Solid)
5 gr Instant yeast
38.5 gr Egg, slightly beaten at room temperature
38.5 gr Butter, room temperature
215 ml Water (resep asli 314 ml)
Methods:
Campur tepung, garam, susu bubuk, gula dan ragi di dalam mangkuk dengan volume 4 quart (atau gunakan mangkuk mixer). Tuangkan telur, mentega dan air, aduk dengan sendok metal yang besar (atau pakai mixer dengan kecepatan rendah menggunakan paddle attachment) hingga tepung tercampur rata dengan bahan cair tadi dan adonan membentuk bulatan bola. Jika adonan tampak keras dan kering, ciprati dengan air hingga adonan lunak dan fleksibel.
Taburkan tepung ke atas meja kerja, letakkan adonan di atasnya, dan mulai menguleni (atau kocok dengan kecepatan sedang memakai dough hook), tambahkan tepung jika perlu, untuk menghasilkan adonan yang lunak, fleksibel, dan tacky (sudah licin dan kering) tapi tidak lengket. Lanjutkan menguleni (atau mengaduk dengan mixer) selama 6-8 menit. (jika menggunakan mixer, adonan harusnya sudah lepas dari mangkuk, tidak lengket di dasarnya). Adonan harus lulus windowpane test (tes elastisitas adonan dengan mengambil sedikit bagian adonan dan dipentangkan di depan jendela/cahaya) dan bersuhu 80F.
window pane test
Siapkan mangkuk besar, olesi minyak tipis saja, letakkan adonan ke dalam mangkuk, gulingkan ke sisi-sisi mangkuk untuk melumasi adonan dengan minyak. Tutup mangkuk dengan plastik.
(Aku : proofing pertama hanya 1 jam karena hawa di Surabaya lagi panas banget )
Keluarkan adonan dari mangkuk dan bagi dua buah ukuran roti sandwich, menjadi 18 x 2ons dinner rolls, atau 12 x 3ons burger atau hot dog buns. Bentuklah bagian-bagian tersebut menjadi bola-bola untuk satu roti tawar iris atau bulatan-bulatan untuk dinner rolls/buns. Lembabkan adonan dengan spray oil tipis-tipis saja dan tutup dengan serbet dapur atau plastik. Biarkan selama 20 menit.
(Aku : setelah proofing pertama, adonan aku kempiskan dulu baru dipotong potong dan ditimbang menjadi 18 potong @ 50gr. Gilas beberapa kali untuk mengeluarkan udara, baru di shapping. Proofing kedua untuk rolls selama 20 menit dan roti sobek selama 40 menit)
gilas beberapa kali
roti sobek
Shaping. Untuk roti tawar iris, bentuklah seperti membuat bolu gulung tetapi cubitlah bagian lipatannya dengan setiap putaran untuk menguatkan permukaannya. Tutuplah lipatan terakhir dengan mencubit seam menggunakan bagian tepi belakang tangan atau jempol anda. Olesi tipis dua loyang roti berukuran 8.5 x 4.5 inci dan letakkan adonan ke dalam kedua loyang tersebut. Untuk rolls dan buns, alasi 2 loyang dengan baking paper. Rolls tidak memerlukan shaping lebih lanjut. Untuk hot dog buns, bentuklah adonan berbentuk pistol tanpa mengecilkan ujungnya. Pindahkanlah rolls atau buns ke atas loyang.
roti isi
rolls (tanpa isi)
(Karena boleh diisi sesuai selera, sebagian aku isi dengan smoke beef, sosis dan muisyes, sebagian aku biarkan plain. Ada yang aku bentuk roti sobek, rolls dan roti isi. Jadi totalnya 7 potong aku masukkan dalam loaf, 4 kosongan, 3 isi muisyes, 4 aku buat rolls, sisanya aku isi dengan smoke beef, sosis. Tapi sampai sekarang masih nggak bisa ngebayangin bentuk ‘ pistol’ itu seperti apa :D )
smoke beef, sosis & parsley kering
Lembabkan permukaan adonan dengan spray oil dan tutup dengan plastik atau serbet dapur. Tidak usah terlalu rapat menutupnya. Biarkan adonan mengembang di suhu ruangan selama 60 - 90 menit, atau hingga adonan hampir mengembang dua kali lipat.
Panaskan oven 350F untuk loaves atau 400F untuk rolls dan buns. Olesi rolls atau buns dengan egg wash dan hiasi dengan poppy atau sesame seeds.
Roti sandwich juga bisa diolesi dengan egg wash dan dihias, atau iris bagian tengahnya dan olesi minyak sayur sedikit di bagian irisan yang terbuka.
(Aku : untuk melembabkan permukaan adonan, aku olesi pakai minyak goreng tipis tipis. Sebelum masuk ke oven aku semir dengan telur dan sedikit susu cair
Panggang rolls dan buns selama kurleb 15 menit, atau hingga kuning kecoklatan dan bersuhu sedikit lebih tinggi dari 180F di tengahnya. Panggang loaves selama 35-45 menit, jika perlu, putar 180 derajat di tengah waktu baking untuk memastikan pematangan yang rata. Permukaan roti harusnya berwarna kuning kecoklatan dan tepinya kekuningan jika dikeluarkan dari loyang. Suhu di dalam roti semestinya mendekati 190F, dan roti berbunyi kopong ketika diketuk-ketuk dasarnya.
Cooling. Jika roti sudah selesai dipanggang, keluarkan segera dari loyang dan dinginkan di atas rak pendingin selama kurang lebih 1 jam sebelum diiris-iris atau disajikan. Rolls seharusnya akan dingin sekurang-kurangnya 15 menit saat didinginkan di atas rak.
cooling di atas rak
tekstur roti sobek
tekstur roti isi smoke beef & sosis
rolls (tanpa isi)
(Kesimpulan : kalau next time buat roti lagi, aku akan pakai akan resep ini tapi aku akan tambahkan gula sedikit lagi dan isinya lebih bervariasi..soalnya sudah terbukti enak dan lembut..)
Dan ini tanda lulusnya :D
Wednesday, 25 November 2009
Akhirnya berhasil bikin Tarcis a la Mom Elly & Camelia
Sudah lama aku ngiler lihat postingan tarcisnya Camelia yang didapat dari Mom Elly. Beberapa waktu yang lalu pernah coba bikin tapi gagal, karena aku memakai mixer waktu menguleni. Adonan jadi lembek dan tidak bisa dibentuk. Satu resep dengan bahan terigu 1 kg akhirnya terbuang sia sia. Kesalahanku adalah, aku berasumsi ‘khalis’nya water dough sama dengan khalisnya kalo bikin bread. Makanya aku berkali kali nyoba window test pane tapi kok gagal…haiyaaa....
Setelah konsultasi dengan Lia, Mom Elly dan dapat advise juga dari Pamela, aku jadi ngerti kalau semua hanya diuleni pakai tangan saja. Postingan Lia aku pelajari dengan teliti, sampai akhirnya bisa bener bener paham step by stepnya. Thanks to Camelia yang telah berbaik hati share di blognya. It really helps, Dear….
Tapi kemarin kemarin belum ada kesempatan untuk mencoba lagi. Sudah bikin adonan isi 2 kali, tapi semuanya masuk freezer karena nggak sempat bikin kulitnya. Waktu ada kesempatan, isiannya dikeluarkan dari freezer, setelah thawing ternyata kentangnya sudah lembek….buang….. Lain hari, punya sisa kentang bagus, bikin adonan isi lagi….eh, kejadiannya sama lagi. Ternyata memang kalau nggak dikejar kejar deadline pesanan, niat praktek resepku akhir akhir ini jadi agak kendor :)
Sampai datang pesanan ‘terserah, pokoknya enak..’ dari IR untuk meetingnya tadi pagi. Aku sudah memutuskan untuk bikin tarcis a la Mom Elly dengan isian chicken curry sebagai snack gurihnya dan Klappertart untuk snack manisnya.
Bangun jam 3 pagi aku langsung bikin klappertartnya dulu. Semalam terlalu cape sehingga tidak kuat lembur. Setelah Klappertart masuk oven, aku bikin currynya. Sore kemarin aku sudah minta mbak Win untuk memotong kentang dan ayam, tapi ternyata dia motongnya terlalu besar padahal sudah dikasih contoh kecil kecil. Pengen cepat kelar mungkin ya…. Mau ngulang motong, gak ada waktu..ya wis pake aja.
Isi siap, aku mulai membuat doughnya. Timbang, bagi, giling, gulung, isi, crimping pinggir. Goreng....
Yang untuk IR, aku buat setengah lingkaran mirip pastel tapi besaran. Yang untuk dimakan sendiri bentuknya bulet.
Yang sisa sisa dough, aku giling lagi dan menjadi bentuk oval kecil.
Tapi, kayaknya ada yang gak bener deh. Saking pengennya dapat kulit yang flaky, beberapa adonan aku gilas lebih dari 2 kali…setelah digoreng malah nggak keluar lapisan lapisannya, compared sama yang cuma aku gilas 2 kali, ternyata lapisannya malah kelihatan..hiks..ini memang contoh murid yang ngeyel.
Pagi tadi, begitu semua matang aku minta tolong Pok untuk langsung kirim ke kantor, karena aku masih harus mendaftarkan Cinta ke SD. Buru buru nggak sempat motret yang besar yang udah matang...
Siang di kantor, setelah kerjaan beres, telepon sang pemesan tercinta, tanya gimana komennya. Jawabnya, klappertart OK, curry puffnya, kulitnya OK banget, renyah dan empuk……..tapiiiiiiiiiiiiiii…kentangnya kegedean..berasa makan kentang kukus doang.. hahaha….mohon maklum, tangannya mbak Win belum ditraining sih….
Menit menit terakhir sebelum kerjaan crimping selesai, baru nemu cara yang praktis dan cepat....hoaaaaaaaaaaaaaa.........kenapa nggak dari tadi mikirnya....jempol dah keburu linu nih...
Tuesday, 24 November 2009
Meita's order - second day...
Hari kedua pesanan Meita. Yang pagi soes ayam jamur dalam alfoil cup
dan fruit pie...
Siangnya rolled sausages :
dan pudding kelapa muda
Subscribe to:
Posts (Atom)