Friday, 27 March 2009

Oleh oleh dari Semarang...



lunpia Semarang asli



Libur hari raya Nyepi kemarin (26 Maret 2009), Mamie dan teman temannya datang dari Semarang ke Surabaya. Yang aku tunggu tunggu, selain orangnya (Mamie) tentu saja oleh olehnya. Dan, berdasarkan pesanan, kemarin Mamie bawain Lunpia Semarang, Ayam goreng Kalasan Dr. Cipto, arem arem dan petis tahu isi. So, sore sore kami sekeluarga berangkat ketemuan sama Mamie. Yang pertama dilakukan oleh Ibundaku tercinta ini waktu ketemu adalah menjelaskan treatment yang harus dilakukan pada oleh oleh dari Semarang. Petis harus disimpan dikulkas, lumpia kalau belum dimakan simpan dikukas, ayam kalau mau dihangatkan musti digoreng dengan cara gini gitu, arem aremnya jangan sampai gini gitu....halahhh...khas Mamieku, bukan nanyain kisah hidup anaknya selama hidup diperantauan...qiqiqiqi....

Lunpia Semarang langganan keluarga kami adalah Lunpia Mataram, jualannya pagi sampai siang di depan toko roti Sanitas, jalan Mataram. Sepanjang jalan Mataram, ada banyaaaaaaaaaaak sekali penjual yang mengatas namakan 'Depan Toko Roti Sanitas', tapi menurut aku, yang ini yang enak :




Walaupun kadang ada rasa sangit karena sedikit gosong, tapi bisa dimaafkan dengan taste lunpia secara keseluruhan. Pelengkapnya adalah saus kanji yang kentaaaaal sekali, dengan rasa gula jawa dan bawang putih, daun bawang, acar timun dan tidak ketinggalan cabe rawit hijau yang, walaupun kecil tapi puedesnya mantap. Mungkin cabe rawit ini yang menjadi acuan peribahasa 'kecil kecil cabe rawit', karena kalau cabe rawitnya Surabaya, warna hijaunya hijau muda, walaupun gedha, nggak pedes :D


Lunpia Semarang ada yang basah (tidak digoreng) dan goreng. Kalau mau dimakan langsung, enak beli yang basah, karena kulitnya lembut. Kalau dibawa bepergian nggak terlalu lama, mending beli yang basah, ntar kalau mau digoreng lagi sebentar. Kalau beli yang goreng, walaupun enak sekali karena kulitnya renyah, tapi kalau dimakan agak agak nanti atau dibawa pergi jauh, jadi melempem, kalau digoreng ulang minyaknya jadi banyak.


lunpia & its condiment


Untuk isinya, rebung dirajang halus trus dimasak dengan bawang putih, ebi halus, udang, telur (scrambled egg) dan kecap manis. Istimewanya, rebungnya tidak bau pesing. Harga perbijinya sekitar Rp 6,000 - 7,000. Malah di Semarang ada yang sebiji Rp 10,000 (Lunpia Amoy). Bedanya, lunpia Amoy lebih montok, banyak isiannya...kalau aku pribadi seneng yang isinya sedang sedang aja, biar kulitnya tetap terasa karena kulitnya itu yang jadi ciri khas lunpia Semarang.




Trus ayam goreng Kalasan Dr Cipto. Ini favorite keluarga sejak dulu. Rasanya gurih, daging ayamnya lembut dan tidak manis, beda dengan ayam kalasan yang ada di Solo atau Jogja yang cenderung manis karena gula jawa. Nggak tau resepnya apa nih...tapi kalau lama nggak makan, rasanya kangen banget sama ayam yang seekor (tanpa jerohan) lebih dari Rp 90,000 (@#$!) ini. Sambalnya juga mantap, pedasssssssss polll........




ayam Kalasan Dr Cipto


Nah, yang ini arem aremnya. Sepintas biasa aja, seperti arem arem di semua daerah di Jawa Tengah, tapi yang Mamie bawa ini ada lapisan dadar tipisnya, sepertinya sih campuran telur dan santan kental...rasanya bener bener gurih. Isinya ayam pedas.





Tiap bungkus diberi plastik pembungkus lagi, jadi rapi penampilannya.





Sebagai buah tangan untuk Mamie cs dan keluarga besar Pastor Samuel, my beloved brother, aku buatin pastel tutup, sambil promosi, siapa tahu kapan kapan Samuel perlu kirim kirim untuk koleganya biar pesen di adiknya ini...heheh...





Jam 20:30. lagi asyik chit chat sama Mamie dapat telpon dari Deasy, pesen snack buat Jumat pagi. Jenisnya terserah...lha berhubung pesannya sudah malam, dan aku tidak punya stok bahan selain telur,coklat, tepung, kornet, sedikit wortel dan macaroni di rumah, akhirnya aku tawarin Muffin Coklat dan Macaroni Schotel aja..dan Deasypun sepakat... yo wis....pulang ketemuan sama Mamie mbuat muffin, trus lanjut tadi pagi mbuat Macaroninya.




muffin coklat buat meetingnya Deasy




plus macaroni schotel

2 comments:

Enny Lestari said...

Mbak Hanaa..., mau dunk... Semuanya kesukaanku tuch... ngiler nich....

Hanna said...

Bener bener nggak ada yang ngalahin rasa panganan Semarangan ini ya, En..heheh...