Wednesday 21 July 2010

Tolong bantu menaikkan ratingku ya...



Pembaca yang budiman...cieee....


isian blogku sedang ditayangkan di detikfood nih...minta sumbangan rating dong...ini linknya...

http://www.detikfood.com/read/2010/06/23/180547/1385063/921/belajar-teknik-puzzle-dengan-fondant?d881101blog

Click link tersebut dan nanti di bagian bawah ada rating, ada bintang bintang...click salah satu bintang ya, syukur syukur kalau mau ngasih bintang 5..hehehehe...Ajukan pertanyaan atau komen juga sangat sangat di welcome.

makasih ya... :)

Friday 16 July 2010

Resep Lapis Surabaya a la Femina Jadul

Seperti janjiku pada beberapa orang teman, ini aku share resep Lapis Surabaya yang dulu biasa aku pakai. Resepnya dari Femina jadullllllllll banget, tapi ditanggung sukses (asal bener proses pembuatannya) :D

Bahan :

Untuk bagian kuning :

10 kuning telur
115 gr gula halus
1/2 sdt vanili
50 gr terigu
125 mentega (dianjurkan pakai butter atau campuran margarine dan butter agar wangi dan lembut)

Untuk bagian coklat :

10 kuning telur
125 gr gula halus
1/4 sdt vanili
35 gr terigu                     } dicampur dan diayak
15 gr cokelat bubuk          }
125 gr mentega
(tambahkan 1 sdm pasta coklat kalau mau rasa dan warnanya lebih nyoklat)

Selai sesuai selera untuk olesan


Cara membuat :
  • Oles loyang ukuran 22x22cm dengan margarine, alasi dengan kertas roti lalu olesi margarine lagi dan taburi tepung terigu (tipis tipis saja)
  • panaskan oven 180 derajat Celcius
  • kocok mentega sampai putih, sisihkan
  • kocok kuning telur bersama gula dan vanili sampai putih dan kental
  • Masukkan terigu sambil diayak
  • Aduk pelan pelan
  • Masukkan mentega yang telah dikocok (aduk balik pakai spatula lebar) sampai semua tercampur rata
  • tuangkan adonan dalam loyang
  • panggang sampai kuning kecoklatan kurang lebih 15 - 20 menit (tergantung ovennya tapi jangan kelamaan karena cake akan jadi kering dan seret)
  • Keluarkan dari oven, balik keatas rak, lepas kertas rotinya
  • Kerjakan bagian coklat dengan cara yang sama
  • Buat 3 lapis ( 2 kuning 1`coklat atau 2 coklat 1 kuning)
  • Rekatkan masing masing lapisan dengan menggunakan selai, sambil agak ditekan dikit  biar rapat.
Photonya di sini.

Tuesday 13 July 2010

Jogja hari pertama....


Liburan panjang sekolah Cinta sudah hampir selesai ketika kami akhirnya bisa berangkat ke Jogja, akhir bulan lalu. Itu juga nyaris batal, karena ada urusan kantor yang sangat urgent yang harus aku selesaikan. Untunglah Supervisorku dengan sangat bijak memberi aku ijin untuk cuti dan mengambil alih urusan tersebut.

Karena di Jogja sedang ada persiapan peringatan 1 abad Muhammadyah, dan juga karena lagi musim liburan, kami agak kesulitan mendapatkan hotel. Namun berkat bantuan seorang teman lama yang bekerja di travel agent di Jogja, kami dapat hotel MM UGM, di jalan Colombo.




Hotelnya lumayan, harganya juga reasonable, hanya Rp 335,000 untuk deluxe room sudah termasuk breakfast (a la kadarnya, sih :D), dekat dengan Kaliurang. Ke Malioboro juga nggak jauh...ah, Jogja sih kemana mana deket :). Pagi hari, dari jendela kamar kami, samar samar terlihat gunung Merapi.

Nah, selama di Jogja ini, tempat yang paling Cinta sukai adalah Kaliurang dan Taman Pintar. Kami sampai 2 kali mengunjungi tempat tempat itu.

Kaliurang, pinggiran kota Jogja, memiliki hawa yang sejuk khas pegunungan. Menjelang matahari terbenam, daerah ini berkabut tebal. Di sana banyak motel dan vila vila yang disewakan dengan harga murah. Jadi ingat dulu waktu SMA suka kesini bareng teman teman sekelas....naik motor rame rame dari Semarang....seneng banget dengan suasana yang tenang dan dingin seperti di Kaliurang ini.

Bedanya, sekarang ada kereta api wisata yang bisa membawa penumpang muter muter menikmati pemandangan. Dan ada permainan flying fox...



Makanan yang paling menonjol di tempat ini adalah baceman (selain sate kelinci). Banyak warung berjejer menjajakan makanan yang serupa, tempe, tahu, tempe gembus dimasak dengan air kelapa dan diberi gula aren, sehingga warnanya jadi kecoklatan dan legit.





Biasanya dimakan dengan tetel atau jadah, atau ketan yang ditumbuk halus dan dibentuk gepeng.


Harganya cukup murah, hanya Rp 800 perpotong.

Ada juga wajik, makanan dari ketan dan gula merah....



Dan kraksikan....kalau dimakan ada rasa mentes mentes...



Geplak yang colorful...


dan aneka keripik...


Penjual tempe bacem ini aku lihat cukup higienis, mereka menggunakan sarung tangan plastik waktu mengambilkan. Sayangnya hanya aku yang suka dengan baceman ini...Pok dan Cinta nggak mau karena terlalu manis buat mereka. Sementara aku maem telap telep, mereka cuma memandangi aku sambil meringis..hihihih....harap maklum, aku ini cah Semarang yang suka sama segala macam bacem sejak kecil, walaupun sekarang nggak tahan juga kalau bacemnya terlalu manis, sudah terpengaruh selera Surabaya (dikiiit).




Malamnya kami ke alun alun, pengen makan mienya pak Pele yang sangat terkenal itu. Di dalam pikiran kami, mie Jowonya pak Pele ini pasti seenak mie Jowo di Semarang. Dimasak dengan arang, dengan bumbu kemiri....kekian abal abal dan satenya yang leker...pokoknya sedaplah. Karena itu, aku pesan mie goreng.



Pok dan Cinta nasi goreng....



Nah, mumpung sudah sampai pak Pele, kami pesan juga mie godog (mie kuah)...maksudnya buat share berdua aku dan Pok.




Setelah semua datang, kami mulai makan. Ternyata rasanyaaaa...... eng..ing..enggggg...



Silakan pembaca menyimpulkan sendiri dari banyaknya sisa makanan kami :).

Bagaimanapun juga, kami terhibur karena bisa malam malam main ke alun alun, nonton anak anak main 'kitiran'. Mainan dari 2 potong plastik yang diberi lampu kecil, dilontarkan ke udara dengan menggunakan karet gelang. Jadi langit langit alun alun Jogja sudah seperti pohon Natal aja dengan banyaknya lampu warna warni yang terbang di udara.

Kami juga puas mendengarkan lagu lagu yang dibawakan mas mas yang waktu ngamen modal banget, kita bisa request lagu yang kita mau dan alat musiknyapun nggak cuma 1 gitar dan suaranya bagus. Mereka ngamen berempat. Dulu malah ada yang bawa biola !. Asal tahu aja, duluuuuuuuu waktu aku nikahan di Jogja, kami menyewa mereka untuk mengisi acara  makan siang bersama, setelah acara gereja. Saweran untuk mereka juga bukan uang receh loh...aku sempat lihat di dalam toples plastik yang mereka bawa ada beberapa uang RP 50,000-an.




(Kelak pada saat kami sampai Semarang hari Kamis malam, kami 'balas dendam', makan mie Jowo di dekat Gereja Pringgading...dan kali ini kami puas, walaupun warungnya biasa biasa aja, tapi rasanya sesuai dengan yang kami ingin dan angankan....)


Dah, segini dulu ya...besok besok dilanjut dengan cerita liburan yang lain. Photonya masih banyak yang di HP belum sempet transfer :)

Monday 12 July 2010

Latbar Foodmonster Juli : Taiwanese Bread...yummmyyyyyy....




Latbar Foodmonster bulan July diadakan pada hari Sabtu tanggal 10 di rumah mbak Ceyza. Pesertanya kali ini hanya sedikit, mungkin karena member yang lain sedang sibuk mempersiapkan sekolah putera puterinya. Maklum, hari Seninnya adalah hari pertama anak anak sekolah.

Mentornya khusus datang dari Madiun, Joice yang ilmu bikin rotinya sudah level master... :)

Thema latbar kali ini adalah Taiwanese Bread, roti a la Taiwan yang ternyata proses pembuatannya cukup lama, tapi hasilnya enak banget, empuk dan lezat. Bahannya nggak neko neko, cara membuatnya juga nggak terlalu ribet (kelihatannya..hihihih)

Latbar dimulai sekitar jam 10:15. Jo sudah mempersiapkan biangnya dari rumah (karena biang ini harus dibiarkan selama 90 menit), jadi kami mulai dengan menimbang dan mencampur bahan bahan yang lain.



Gula, telur, susu, garam, bread improver...



tambah terigu dan air es..


tambahkan biangnya....


Satu resep dibagi empat...





Lalu di mixer dengan menggunakan hand mixer. Karena masing masing baskom hanya 1/4 resep, maka hand mixer cukup kuat. Jo membagi tips bagaimana cara memeriksa apakan hook mixer sudah terpasang dengan benar....karena kalau pasangnya keliru, adonan dough bisa mumbul keatas dan masuk ke dalam lubang mixer. Cara memeriksa yang dipakai oleh Jo cukup Debus juga..heheh...aku masih ngeri kalau harus praktek sendiri... :D



Sambil mempersiapkan adonan, para peserta mengajukan pertanyaan pertanyaan yang dijawab dengan lengkap dan sabar oleh bu Guru.

Setelah adonan siap, dipotong dan dibagi masing masing 50 gram.



Dibulatkan.....lalu di proofing



Lalu dibentuk dan diisi sesukanya... Jo malah sempat bikin 1 roti dengan isian gudeg Jogja dan opor, dan ternyata enak loh ! Swear...rasanya pedes pedes  manis...kebetulan aku suka gudeg, selain itu gudeg yang dibawa mbak Fabia kemarin juga mantap :)











Terus di oven sampai matang....



Trus....panas panas dioles margarin dan dicicipin :)

Tekstur rotinya lembut, empuk dan rasa rotinya juga enak....hmmm...pokoknya bener bener sesuai dengan proses pembuatannya yang lama... Terutama yang dioven terakhir, karena proses proofingnya sudah selesai dengan sempurna.



Latbar selesai  jam 4 lebih. Semua peserta yang datang ataupun yang tidak datang tapi ikut saweran dapat bagian hasil latbar. Kata mbak Lia, setelah menginap malah tambah enak...waaaa....punyaku sampai rumah langsung ludes. Kayaknya musti cepet cepet dipraktekin sendiri nih...soalnya Cinta dan bapaknya suka banget.

Eh...hampir lupa...ini photo potluck yang dibawa para peserta. Waktu dipotret ini potluck ayam pedes dari  mbak Rachmah belum dateng :)


Aku tuliskan tips yang aku dapat dari Jo ya :

- Waktu proofing, dough sebaiknya ditutupin plastik lembaran yang sudah dioles dengan minyak goreng, supaya nggak kering dan doughnya nggak nempel diplastiknya. Jangan pakai serbet lembab.


- Kalau pakai butter unsalted, adonan ditambahi garam seperti resep, tapi kalau pakai butter salted atau margarine, pemakaian garam harus dikurangi.

- kalau mau bikin rotinya cepet dibuat, mengaduk biang dengan air panas, kalau air biasa untuk 90 menit kedepan, sedangkan kalau buat rotinya nanti nanti aja, pakai air es (kurleb3 jam).


- trus untuk roti Taiwan ini, nguleninya nggak perlu sampai khalis, cukup 90% khalis saja kalau sampai khalis sekali malah keras


- ragi yang butiran lebih wangi daripada ragi instant.

- kalau sudah di rounding dan di proofing, diamkan 10 menit, trus dibalik untuk membentuk kulit. Nah, kalau mau diisi, bagian luar tetap di luar karena kulitnya sudah terbentuk. Kalau sudah dibentuk dan sudah mekar, nggak boleh dipindah atau dipegang lagi, karena bisa kempes



Terimakasih Jo, sharing ilmunya bener bener bermanfaat....mudah mudahan bisa sering datang ke Surabaya ya....

Terimakasih mbak Ceyza, yang sudah menyediakan tempat latbar dirumahnya yang nyaman bangetttt....dapurnya juga menyenangkan, koleksi buku dan mugnya bikin drolling... :)

Terimakasih mbak Lia, mbak Nana, mbak Desy,mbak Ary, mbak Fabia, mbak Dina, mbak Mae dan mbak Rachmah, walaupun berhalangan hadir tapi potlucknya tetap dikirimkan... :)

Sampai ketemu dua bulan lagi ya....


Thursday 8 July 2010

Belanja buku di Periplus Jogja


Periplus Jogja,
30 Juni 2010
harga asli Rp 245,000


Waktu liburan ke Jogja kemarin, aku nggak ada niat belanja buku. Nah, beli buku ini karena nggak sengaja. Waktu jalan ke Malioboro Mall, lihat counter Periplus. Di depannya ada tulisan discount 25% semua buku bagi pemegang credit card HSBC. Terakhir tanggal 30 Juni 2010. Waduhhh.... pas jalan ke sana aku cuma ngantongin uang cash aja, dompet dan kredit card aku tinggal di mobil yang parkirnya nun jauh di benteng Verderburg sana karena niatnya memang hanya cari sukun dan pempek buat oleh oleh. Mau balik ke mobil kok jauh banget...nggak sanggup. Mana Cinta sudah mulai cape karena aku ajak jalan dari Taman Pintar sampai Malioboro Mall.

Tapi kalau nggak dibeli kok rugi berat..jarang jarang Periplus ngasih discount soale. Mana hari terakhir pula.

Akhirnya rundingan sama suami, sekarang balik dulu ke hotel, mandi trus ntar malam balik lagi sambil cari makan malam. Ok..ok..

Akhirnya beneran, malam jam 7:30an kami balik lagi parkir langsung di Malioboro Mall. Tujuan utama ke Periplus. Sampai dalem, nemu 3 buku ini. Langsung ambil bayar di cashier. Aku sempat lihat discountnya 60 ribuan. Nggak ngeh...hooh aja, swept. Keluar mall, nyari sepatu buat Cinta, nyari makan malam dan main di alun alun Ringin Kembar sampai malam.

Balik ke hotel, baru aku lihat lagi stroke dari Periplus...kok aneh, pikirku. Kalau total semua sekitar Rp 560,000 pasti discount 25% harusnya discountnya jadi Rp 139,000an, ini kok cuma Rp 60,000. Hmmm...setelah aku teliti ternyata yang dapat discount hanya 1 buku, punya Debbie Brown. Yang Christening Cake dan Beginner's Guidenya nggak dapat. Padahal katanya semua buku.

Paman Gober kecil dalam diriku mulai berontak nggak terima..hehehe...tapi karena sudah malam banget, aku tahan tahanin untuk telephone Periplus sampai besok paginya. Pagi pagi aku telpon, nggak nyambung, padahal sudah jam 9. Satu jam lagi telpon, masih belum nyambung. Walah...nggak sabar, aku ajak suami dan Cinta balik lagi ke Malioboro. Aku didrop di depan Mall sedang Cinta dan bapaknya langsung ke Taman Pintar.

Sampai di Periplus kebetulan ada pak Turin (kayaknya sih supervisornya). Aku tanya, pak Turin bilang mungkin buku buku yang nggak discount itu sudah harga khusus. Harga khusus itu ada stickernya. Aku bilang enggak ada stickernya,tapi memang bukunya nggak aku bawa, aku hanya bawa strokenya saja. Lha berattt...bukunya tebel tebel. Kebeneran masih ada 1 buku Beginner's guide yang tersisa di counter. Christening booknya sudah habis. Tapi di database computer mereka kedua buku ini memang tidak berharga khusus.

Pak Turin tidak berhenti begitu saja. Beliau menelpon...nggak tau siapa..pokoknya setelah telpon pak Turin bilang kalau Periplus tidak mau merugikan customer. Dan memang pernah terjadi hal seperti ini di Jakarta, di mana database tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Daaann.....pak Turin bilang 2 buku yang tadinya tidak dapat discount itu sekarang diberi discount 25% juga, dengan cara mengembalikan uang yang sudah aku bayarkan. Duh...legaaaa.....

Jumlah kembaliannya Rp 75,000an setelah dipotong pajak, cukup besar kalau buat aku. Tapi yang lebih penting lagi adalah kepuasan batin bisa beli buku di Periplus dengan discount 25%nya itu loh...



Periplus Jogja,
30 Juni 2010
harga asli Rp 199,000

Periplus Jogja,
30 Juni 2010
harga asli Rp 125,000


Jadi seandainya suatu saat pak Turin atau staff Periplus baca postinganku ini, aku ingin mengucapkan salut atas pelayanan yang telah diberikan kepadaku. Aku sangat menghargai usaha pak Turin untuk menelpon mencarikan jalan keluar dan akhirnya jalan keluar yang diberikan tidak merugikan aku sebagai customer sama sekali (kecuali potongan pajaknya yang 'cincai'lah jumlahnya..cuma seharga sepotong pempek Lenjer bu Kamto..hihih...)

FYI saja, sampai hari ini, tanggal 8 July 2010 seminggu setelah aku beli buku ini, aku belum sempat buka dan baca dengan seksama...hanya si Cinta yang sudah bolak balik melihat gambar di ketiga buku ini, dan dia seneng banget terutama yang Cartoon Cakes...sudah ngotot minta dibelikan fondant mau nyoba bikin. Oalah, 'Ndukk....ntar aja Mamie buatin clay sendiri ya...nggak usah pakai fondant, mahal, Nakkk... :D