Tuesday 13 July 2010

Jogja hari pertama....


Liburan panjang sekolah Cinta sudah hampir selesai ketika kami akhirnya bisa berangkat ke Jogja, akhir bulan lalu. Itu juga nyaris batal, karena ada urusan kantor yang sangat urgent yang harus aku selesaikan. Untunglah Supervisorku dengan sangat bijak memberi aku ijin untuk cuti dan mengambil alih urusan tersebut.

Karena di Jogja sedang ada persiapan peringatan 1 abad Muhammadyah, dan juga karena lagi musim liburan, kami agak kesulitan mendapatkan hotel. Namun berkat bantuan seorang teman lama yang bekerja di travel agent di Jogja, kami dapat hotel MM UGM, di jalan Colombo.




Hotelnya lumayan, harganya juga reasonable, hanya Rp 335,000 untuk deluxe room sudah termasuk breakfast (a la kadarnya, sih :D), dekat dengan Kaliurang. Ke Malioboro juga nggak jauh...ah, Jogja sih kemana mana deket :). Pagi hari, dari jendela kamar kami, samar samar terlihat gunung Merapi.

Nah, selama di Jogja ini, tempat yang paling Cinta sukai adalah Kaliurang dan Taman Pintar. Kami sampai 2 kali mengunjungi tempat tempat itu.

Kaliurang, pinggiran kota Jogja, memiliki hawa yang sejuk khas pegunungan. Menjelang matahari terbenam, daerah ini berkabut tebal. Di sana banyak motel dan vila vila yang disewakan dengan harga murah. Jadi ingat dulu waktu SMA suka kesini bareng teman teman sekelas....naik motor rame rame dari Semarang....seneng banget dengan suasana yang tenang dan dingin seperti di Kaliurang ini.

Bedanya, sekarang ada kereta api wisata yang bisa membawa penumpang muter muter menikmati pemandangan. Dan ada permainan flying fox...



Makanan yang paling menonjol di tempat ini adalah baceman (selain sate kelinci). Banyak warung berjejer menjajakan makanan yang serupa, tempe, tahu, tempe gembus dimasak dengan air kelapa dan diberi gula aren, sehingga warnanya jadi kecoklatan dan legit.





Biasanya dimakan dengan tetel atau jadah, atau ketan yang ditumbuk halus dan dibentuk gepeng.


Harganya cukup murah, hanya Rp 800 perpotong.

Ada juga wajik, makanan dari ketan dan gula merah....



Dan kraksikan....kalau dimakan ada rasa mentes mentes...



Geplak yang colorful...


dan aneka keripik...


Penjual tempe bacem ini aku lihat cukup higienis, mereka menggunakan sarung tangan plastik waktu mengambilkan. Sayangnya hanya aku yang suka dengan baceman ini...Pok dan Cinta nggak mau karena terlalu manis buat mereka. Sementara aku maem telap telep, mereka cuma memandangi aku sambil meringis..hihihih....harap maklum, aku ini cah Semarang yang suka sama segala macam bacem sejak kecil, walaupun sekarang nggak tahan juga kalau bacemnya terlalu manis, sudah terpengaruh selera Surabaya (dikiiit).




Malamnya kami ke alun alun, pengen makan mienya pak Pele yang sangat terkenal itu. Di dalam pikiran kami, mie Jowonya pak Pele ini pasti seenak mie Jowo di Semarang. Dimasak dengan arang, dengan bumbu kemiri....kekian abal abal dan satenya yang leker...pokoknya sedaplah. Karena itu, aku pesan mie goreng.



Pok dan Cinta nasi goreng....



Nah, mumpung sudah sampai pak Pele, kami pesan juga mie godog (mie kuah)...maksudnya buat share berdua aku dan Pok.




Setelah semua datang, kami mulai makan. Ternyata rasanyaaaa...... eng..ing..enggggg...



Silakan pembaca menyimpulkan sendiri dari banyaknya sisa makanan kami :).

Bagaimanapun juga, kami terhibur karena bisa malam malam main ke alun alun, nonton anak anak main 'kitiran'. Mainan dari 2 potong plastik yang diberi lampu kecil, dilontarkan ke udara dengan menggunakan karet gelang. Jadi langit langit alun alun Jogja sudah seperti pohon Natal aja dengan banyaknya lampu warna warni yang terbang di udara.

Kami juga puas mendengarkan lagu lagu yang dibawakan mas mas yang waktu ngamen modal banget, kita bisa request lagu yang kita mau dan alat musiknyapun nggak cuma 1 gitar dan suaranya bagus. Mereka ngamen berempat. Dulu malah ada yang bawa biola !. Asal tahu aja, duluuuuuuuu waktu aku nikahan di Jogja, kami menyewa mereka untuk mengisi acara  makan siang bersama, setelah acara gereja. Saweran untuk mereka juga bukan uang receh loh...aku sempat lihat di dalam toples plastik yang mereka bawa ada beberapa uang RP 50,000-an.




(Kelak pada saat kami sampai Semarang hari Kamis malam, kami 'balas dendam', makan mie Jowo di dekat Gereja Pringgading...dan kali ini kami puas, walaupun warungnya biasa biasa aja, tapi rasanya sesuai dengan yang kami ingin dan angankan....)


Dah, segini dulu ya...besok besok dilanjut dengan cerita liburan yang lain. Photonya masih banyak yang di HP belum sempet transfer :)

1 comment:

Tuty said...

Han,
Reportase makanan dari Semarang aku tunggu ya dear... sambil membayangkan betapa lekkernya makanan2 masa kecilku.

Have a nice and safe trip.